Ada Kekuatan 7 Naga dalam Pameran 5 Perupa Perempuan Indonesia di Bali

oleh
Pelukis Yasumi Ishii di depan karyanya berjudul Seven Dragons dalam pameran lukisan yang digelar di Santrian Art Gallery Gallery, Denpasar - foto: Ist.

KORANJURI.COM – Lima perupa perempuan menawarkan gagasan berbeda dalam karya-karya mereka yang dipamerkan di Santrian Art Gallery, Denpasar. Mereka bukan saja membingkai proses kreatif tapi juga konsisten dalam mengikuti alur berkesenian.

Lima seniman perempuan itu masing-masing, Erika Hestu Wahyuni (Yogyakarta), Mola (Cimahi), Ni Nyoman Sani (Denpasar), Theresia Agustina Sitompul (Yogyakarta) dan Yasumi Ishii (Magelang), perupa asal Jepang yang sudah 30 tahun bermukim di Indonesia.

Dalam karya berjudul ‘Beautiful Part of Indonesia’ (2025), Erika menggoreskan cat akrilik di atas kanvas ukuran 80×100 cm. Cerita tentang keindahan Indonesia itu menjadi bagian yang bisa ia wujudkan dalam kanvas.

“Kalau untuk menceritakan keindahan Indonesia, satu atau dua kanvas tidak akan cukup untuk menggambarkan. Karena itu, saya sebut, itu menjadi bagian dari keindahan Indonesia,” kata Erika.

Dari lima lukisan yang diboyong ke Bali, seluruhnya sarat dengan gaya lukisan anak. Erika sendiri mengaku sangat menguasai teknik lukisan yang bercerita tentang imajinasi yang kaya warna.

Namun, konsep itu bukan berarti menjadi pakem yang tidak akan berubah. Erika mengatakan, dirinya memilih mengalir mengikuti dan menambahkan dengan teknik lain.

“Kita semua yang ada di sini pernah jadi anak-anak. Tapi kita engga yakin bisa jadi dewasa, dalam tanda petik. Memori anak-anak itu murni, sederhana tapi menurut saya itu dalam,” jelasnya.

Yasumi Ishii perupa yang menetap di Magelang, Jawa Tengah menampilkan karya imajinasi yang ia dapatkan melalui mimpi. Ia memberinya judul ‘Seven Dragons’ di atas media mixed on canvas.

Setiap lukisan naga dituangkan dalam kanvas berbeda dengan diameter satu kanvas berukuran 100cm, 2 kanvas berukuran 60cm dan 4 kanvas ukuran 50cm.

“Tujuh naga itu muncul dalam mimpi, terlihat wujudnya sangat detail dan hidup ada gerakan. Saya heran, apakah ini karena imajinasi saya. Supaya tidak lupa, gambaran naga itu saya pindahkan ke kanvas,” kata seniman asal Jepang yang kental logat Jawa itu.

Sebagai penggemar kucing, aktifitas keseharian Yasumi yang akrab dipanggil Mbak Sumi ini, juga tak lepas dari karyanya. Dalam pengamatannya kucing memiliki segudang ekspresi untuk menunjukkan suasana hatinya.

“Di rumah saya memelihara lebih dari sepuluh ekor kucing, mungkin ada 20 ekor. Saya mengamati cara mereka berkomunikasi hanya dengan menunjukkan ekspresi saja,” ujar Yasumi.

Pengamatan ekspresi itu ia tuangkan dalam karya berjudul ‘Moods #1’ yang berisi 12 ekspresi berbeda dari wajah kucing.

Sementara, Anton Susanto, kurator pameran bertajuk ‘Denya Renjana (Pulse of Passion)’ mengatakan, setiap seniman menunjukan kecenderungan yang berbeda satu dengan lainnya.

Dalam segala perbedaan tersebut, terselip satu kesamaan yakni, gairah dan kecintaaan dalam menghayati pengalaman menjadikan setiap karya eksis.

“Penghayatan yang terlihat dalam karya lukisan itu disertai dengan pendalaman eksplorasi tema, teknis, gagasan serta
determinasi yang tinggi,” kata Anton, kurator asal Bandung, Jawa Barat. (Way)

KORANJURI.com di Google News