ITB STIKOM Bali Bangun Kerjasama dengan Sakuranesia dan AiCI Kembangkan Teknologi AI dan Coding

oleh
ITB STIKOM Bali melakukan penandatanganan dengan Yayasan Sakuranesia dan sosialisasi AI dan Coding dari lembaga Artificial Intelligence Center Indonesia (AiCI), Jumat, 11 April 2025 - foto: Koranjuri.com

KORANJURI.COM – ITB STIKOM Bali melakukan lompatan pengembangan teknologi melalui kerjasama di bidang AI dan Coding. Kampus ICT terbesar di Bali Nusra itu menggandeng dua lembaga yakni Yayasan Sakuranesia dan lembaga Artificial Intelligence Center Indonesia (AiCI).

Rektor ITB STIKOM Bali Dr. Dadang Hermawan mengatakan, penandatangan kerjasama itu sebagai jembatan penghubung antara Indonesia dan Jepang.

Dari pihak Sakurenasia dihadiri oleh Tofik Rustam dan Tomomi Sakura Ijuin sebagai founder. Kerjasama itu mencakup komitmen memajukan teknologi robotik dan artificial intelligence (AI).

Kerjasama dilakukan terkait bidang Tri Dharma Perguruan Tinggi. Kedua lembaga berkolaborasi dalam pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat.

“Kerjasama ini akan menumbuhkan kegiatan positif, terutama dalam mengembangkan program-program Tri Dharma Perguruan Tinggi,” kata Dadang Hermawan di Denpasar, Jumat, 11 April 2025.

Penandatanganan MoU itu juga diisi dengan sosialisasi AI dan Coding dari lembaga Artificial Intelligence Center Indonesia (AiCI).

Dadang mengungkap, pada bulan Juli tahun ini, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah mulai menjalankan program pelajaran AI dan Coding di tingkat SD hingga SMA.

“Mendikdasmen sudah akan memulai pembelajaran AI dan Coding atas instruksi Wapres. Jadi di sini sosialiasi terkait kecerdasan buatan dan Coding mulai kita sosialisasikan bersama AiCI,” jelasnya.

Dalam sosialisasi itu, pakar kecerdasan buatan dari Lembaga AiCI Dr. Baiq Hana Susanti, MSc. menjelaskan, lembaga yang berkantor di Depok Jawa Barat itu, fokus pada pembelajaran dan pelatihan AI.

Kata Susanti, lembaga AiCI bekerjasama dengan Fakultas MIPA Universitas Indonesia dalam menyiapkan talenta AI dari SD hingga SMA.

“Kenapa kami bersama FMIPA, karena MIPA menjadi mother of knowledge dan untuk AI ini kami harus kembali ke mother of knowledge itu,” kata Baiq Hana Susanti.

Dia mengatakan, AiCI melatih empat komponen dalam AI yakni, robotik, coding, programing dan data.

Dia mengatakan, AiCI saat ini juga bekerjasama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Kolaborasi yang dilakukan terkait dengan penelitian terkait etika penggunaan kecerdasan buatan.

“Empat komponen AI itu kami ramu menjadi sebuah pembelajaran terintegrasi. Fokus kedua kami adalah memberikan pembelajaran kepada guru dan dosen,” kata Susanti.

Sementara, Ketua Yayasan Widya Dharma Shanti Denpasar Ida Bagus Dharmadiaksa mengungkapkan, ITB STIKOM Bali saat ini mengembangkan 16 konsep robotik.

“Sebagian konsep itu sudah jadi dan sebagian masih dalam tahap pengembangan. Ini belum bisa kami ungkap tapi kami punya komitmen memajukan teknologi robotik dan AI,” kata Dharmadiaksa. (Way)

KORANJURI.com di Google News