KORANJURI.COM – Untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan volume sampah selama libur lebaran Idul Fitri 1446 H, dimana diperkirakan akan mengalami peningkatan antara 10 persen -20 persen, dari Dinas Lingkungan Hidup (LHP) Kabupaten Purworejo sudah menyiapkan langkah-langkah.
Wiyoto Harjono, ST, Kepala Dinas LHP Kabupaten Purworejo menyebut, bagi personel, khususnya terkait dengan layanan kebersihan, tidak ada libur khusus untuk PHL. Yang PNS dikenakan sistem piket khususnya untuk pelayanan kebersihan dan persampahan.
“Kami sudah menyiapkan personel persampahan 75 orang, penyapu ada 67 orang , truk 13 unit, personel di TPA 21 orang dan semua alat-alat di TPA dioperasionalkan untuk antisipasi lonjakan sampah di libur Hari Raya Idul Fitri 1446 H,” ujar Wiyoto, Selasa (25/03/2025).
Sebenarnya, kata Wiyoto, kenaikan volume sampah sudah dimulai ketika arus mudik sudah memasuki Purworejo. Karena otomatis ada penambahan jumlah penduduk, pada jumlah sampah yang berasal dari pemudik maupun masyarakat Purworejo sendiri dan terjadi peningkatan aktifitas masyarakat
Menurut Wiyoto, mungkin H-7 sampai H+7 Lebaran, sesuai trendnya, volume kenaikan sampah akan terjadi. Puncaknya pas di Hari Raya Idul Fitri
“Kami berharap kegiatan mudik ini bisa meminimalkan sampah,” harap Wiyoto.
Caranya, setiap ada kegiatan luar, misal silaturahmi dan lainnya, usahakan untuk membawa Tumbler atau botol minuman sendiri.
Bawa wadah makanan sendiri, tidak perlu pakai plastik. Usahakan untuk membawa tas belanja.
“Hasil kajian kita, setiap rumah tangga menghasilkan 7 tas kresek (plastik) perhari. Jadi ketika di Purworejo ada 200 ribu rumah tangga, maka perhari sampah plastik yang dihasilkan bisa mencapai 1,4 juta. Itu untuk hari-hari biasa. Jika musim lebaran tentu lebih dari itu,” ungkap Wiyoto.
Meski itu merupakan gerakan kecil, ujar Wiyoto, namun impact nya di ujung hilir sampah di TPA sangat luar biasa.
Usahakan untuk memasak makanan sesuai kebutuhan. Karena pada saat lebaran, moment kumpul keluarga, kadang-kadang suka memasak dalam jumlah banyak sehingga akan menimbulkan sisa. Nah sisa-sisa dari buangan makanan ini akan menjadi sampah yang menimbulkan masalah.
Biasakan memilah sampah. Jadi sampah-sampah yang organik dipisah yang nantinya bisa dijadikan kompos, plastik dan kertas dikumpulkan untuk didaur ulang. Jumlah bank sampah di Purworejo sudah lebih dari 200, yang artinya hampir semua desa sudah ada gerakan-gerakan bank sampah.
“Harapannya kita bijak dalam mengelola sampah. Meski kami dari Dinas LHP siap untuk melayani masyarakat Purworejo supaya lebaran ini jadi lebih khidmat dan nyaman,” pungkas Wiyoto. (Jon)