Ogoh Ogoh Ramah Lingkungan Karya ST. Sekaa Teruna Teruni Jaya Canthi Kisahkan Kesetiaan Patih Arya Kuda Panolih

oleh
Sekaa Teruna Teruni (ST) Jaya Canthi, Banjar Pasek, Desa Adat Kedonganan - foto: Koranjuri.com

KORANJURI.COM – Ogoh Ogoh karya sekaa teruna teruni (ST) Jaya Canthi, Banjar Pasek, Desa Adat Kedonganan ini dibuat dengan dengan menggunakan bahan ramah lingkungan.

Kreasi seni ramah lingkungan itu tidak sesederhana yang dibayangkan. Karena dalam setiap bentuk yang ditampilkan didukung oleh kerja mekanikal dari mesin yang ditanam di anggota gerak kreasi ogoh ogoh.

Selain itu, Ogoh Ogoh yang dibangun bukan hanya sekedar tampil detail dan indah. Namun di balik itu, ada cerita yang melatarbelakangi dari bentuk yang ditampilkan.

Klian Adat Banjar Pasek, Kelurahan Kedonganan I Ketut Budi mengatakan, ada fragmen atau lakon yang menguatkan simbol patung ogoh ogoh yang terdiri dari sosok manusia, naga dan ikan kerapu.

“Selain ogoh ogoh yang akan kita tampilkan, juga ada fragmen tari berjudul Ngaro. Cuplikan cerita itu kita ambil dari kisah berjudul ‘Babad Arya Madura’ dengan prosesi Ngaro,” jelas Ketut Budi, Selasa, 25 Maret 2025.

Fragmen tari yang akan dibawakan oleh puluhan penari itu bercerita tentang seorang Patih bernama Arya Kuda Panolih atau Kyai Petandakan.

Babad itu dinukil dari kisah semasa pemerintahan Sri Aji Dhalem Smara Kepakisan sekitar 1700 Masehi. Dalam kisahnya, Sri Aji Dhalem Smara Kepakisan diundang oleh Hayam Wuruk ke Kerajaan Majapahit untuk menyaksikan upacara besar-besaran.

Terkesan dengan Arya Kuda Panolih, Sri Aji Dhalem Smara Kepakisan mengangkatnya menjadi Patih di salah satu kerajaan di Bali. Mereka kemudian berangkat menuju Pulau Dewata menggunakan perahu.

Dalam perjalanannya, sesampainya di tengah laut perairan Canggu, Aji Dhalem Kepakisan berniat untuk menguji kesetiaan dan kesaktian Patih Arya Kuda Panolih.

Raja melemparkan sebilah keris ke tengah laut, dan keris itu berubah wujud menjadi naga besar. Arya Kuda Panolih pun mengejar keris tersebut sembari membawa sarung keris.

Di tengah lautan, bertemulah Arya Kuda Panolih dengan Ikan Cucul atau Barakuda. Ikan tersebut membantu dengan memberinya tumpangan untuk mengejar keris menuju arah timur di Pantai Karang, Sanur.

Arya Kuda Panolih berhasil menangkap Naga tersebut dan dimasukkan ke sarungnya setelah kembali berubah menjadi keris.

Selanjutnya, terjadi kesepakatan antara Sri Aji Dhalem Smara Kepakisan dan Arya Kuda Panolih, bahwa mereka tidak boleh memakan ikan cucul dan ikan kokak yang merupakan utusan dari Dewa Baruna.

“Dalam pementasan nanti kurang lebih 100 orang yang terlibat, mereka terdiri dari penari, pemain gamelan dan pengusung ogoh ogoh,” kata Ketut Budi.

Ketua ST. Jaya Canthi Banjar Pasek Desa Adat Kedonganan Ketut Andika Pramana Putra mengatakan, anggaran yang dibutuhkan hingga pementasan total mencapai Rp90 juta.

“Hampir tiga bulan ini kami menyelesaikan pekerjaan dan mempersiapkan segala sesuatunya. Sampai berdirinya Ogoh Ogoh ini kami sudah menghabiskan Rp75 juta, kalau sampai di hari H diperkirakan sampai Rp90 juta,” kata Andika.

Menghidupkan Ogoh Ogoh dengan Mesin

Ogoh Ogoh setinggi 4,5 meter dan berbobot 150kg itu dirancang oleh Kadek Alit Dwi Satya. Pembuatan karya itu menggunakan bahan-bahan ramah lingkungan.

Dikatakan, bahan-bahan itu mudah didapat di lingkungan sekitar seperti kertas koran dan tisu. Kertas-kertas itu diolah terlebih dulu menjadi bubur kertas.

“Kita buat sisik pada ekor naga dengan bubur kertas dan tisu untuk membuat tekstur kulit. Sedangkan daun Akasia untuk membuat sisik pada ikan kerapu,” kata Alit Dwi Satya.

Ditambahkan, hasil karya seni itu menjadi perpaduan antara upaya melestarikan budaya dengan kemajuan teknologi.

Untuk menghidupkan karya seni Ogoh Ogoh itu, dibutuhkan 6 buah dinamo wiper untuk menggerakkan kepala sosok patih, sirip dan ekor ikan serta kepala naga.

Untuk menguatkan suasana dramatis, ditambahkan beberapa lampu led yang memberikan efek warna air dan mata naga yang bersinar merah. Selain itu, di dalam mulut naga dipasang 1 mesin smoke berdaya 600 Watt. (Way)

KORANJURI.com di Google News