KORANJURI.COM – Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) bidang pariwisata, Bali masuk ke dalam regeneratif tourism.
Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Enik Ermawati atau Ni Luh Puspa mengatakan, konsep pariwisata regeneratif adalah masa depan Bali.
“Bali masuknya regeneratif tourism. Artinya, ini adalah kolaborasi untuk pariwisata Bali,” jelas Ni Luh Puspa di Denpasar beberapa waktu lalu.
Dalam RPJMN, kata Ni Luh Puspa, tidak ada lagi destinasi super prioritas. Tapi berganti 10 destinasi prioritas dan 3 pariwisata regeneratif.
Sedangkan, 5 program prioritas yang dikembangkan Kemenpar yakni, gerakan wisata bersih untuk mendorong destinasi menangani sampahnya sendiri.
Termasuk, tourism 5.0 yang terkait dengan promosi, gastronomi, marine tourism dan wellness tourism.
“Kita mau ngapain kalau tidak melakukan pemulihan,” kata Ni Luh Puspa.
Sementara, Filologis dan Ahli Kebudayaan Bali Sugi Lanus berpandangan, Bali masuk ke dalam regeneratif tourism mengindikasikan sudah terjadinya kerusakan.
Menurutnya, regeneratif yang berada dalam palemahan, justru selama ini banyak mengalami kerusakan.
“Regeneratif itu menyangkut palemahan, unsur lingkungan. Sekarang yang justru rusak kan palemahan, seperti konversi lahan, sampah masuk palemahan,” kata Sugi Lanus.
Sugi menambahkan, pertumbuhan pariwisata seharusnya juga mengukur indeks kerusakan. Karena, modal pariwisata Bali adalah budaya dan alam yang semakin lama mengalami penyusutan.
“Jadi dengan Bali masuk dalam regeneratif tourism itu dengan kata lain sakit, Bali tidak sehat, tidak baik-baik saja,” kata Sugi. (Way)