KORANJURI.COM – Dosen ITB STIKOM Bali, Yohanes Priyo Atmojo, S.Kom., M.Eng masuk 12 finalis dalam Anugerah Bug Bounty 2024 yang digelar oleh Education Computer Security Incident Response Team (CSIRT) Pusdatin Kemendikbudristek.
Ajang Bug Bounty adalah program yang diselenggarakan oleh institusi atau lembaga sebagai pemilik sistem atau aplikasi. Dalam hal ini, Pusdatin memberikan reward bagi para peretas etis.
Ethical hacker yang dimaksud adalah mereka menemukan dan melaporkan bug atau kerentanan sistem. Program Bug Bounty 2024 merupakan tahun ketiga diselenggarakan oleh Pusdatin Kemendikbudristek RI.
Program Bug Bounty 2024 diselenggarakan bagi bug hunters yang dikhususkan untuk pendidik (guru/dosen) dan peserta didik, pelajar dan mahasiswa. Bug Hunter merupakan sebutan untuk para pencari celah keamanan dalam suatu aplikasi yang dimiliki oleh suatu lembaga atau organisasi.
Atas prestasi yang diraih, Yohanes Priyo Atmojo mengaku senang karena bisa masuk final. Menurut dosen prodi Teknologi Informasi bug bounty ini adalah ajang bergengsi, karena bertujuan menjaring bug hunter yang mampu memberikan masukan kepada pemilik aplikasi akan adanya kerentanan.
“Jadi ajang ini semacam mencari pemburu yang mampu memberikan peringatan dini kepada pemilik aplikasi agar segera mengamankan sistemnya. Sehingga, ancaman terhindar dari ancaman dari para dark hacker yang tidak bertanggungjawab,” kata Yohanes Priyo Atmojo, Minggu (11/08/2024).
Menurut Yohanes untuk kategori pendidik, Big Bounty 2024 diikuti oleh hampir seluruh dosen bidang teknologi informasi di seluruh Indonesia. Peserta tidak mengatasnamakan kampus melainkan maju secara pribadi.
“Saya tertarik ikut ajang ini guna meningkatkan kemampuan saya di bidang keamanan teknologi informasi, khususnya cyber security. Sekaligus ingin memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi orang banyak, terutama pemilik aplikasi,” kata Yohanes.
Rencananya, anugerah Big Bounty 2024 akan diadakan pada akhir Agustus 2024 dan disiarkan langsung melalui kanal YouTuber EduCSIRT. (rls/Way)