KORANJURI.COM – Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan, pembangunan infrastruktur di Bali akan dituntaskan sebelum dirinya lengser periode kedua di tahun 2030.
Koster mengatakan, pembiayaan infrastruktur itu akan mengoptimalkan APBD yang bersumber dari pajak hotel dan restoran dari Kabupaten/Kota serta Provinsi.
Ia menambahkan, seperti pembangunan jalan Lingkar Bali, Denpasar-Karangasem-Buleleng, akan diprogramkan melalui dana yang dihimpun dari pajak hotel dan restoran.
“Kalau APBN tak bisa cepat memprogramkan, kita akan gunakan dana PHRI Kabupaten, kalau tidak begitu kita ini akan kalah saing dengan Singapura, Thailand, Malaysia,” kata Koster.
Kabupaten Badung dengan penghasilan PHR sekitar Rp6,5 triliun per tahun, kata Koster, jika bisa digunakan Rp1 triliun untuk membiayai infrastruktur di Bali, maka pembiayaannya tidak bergantung dengan APBN.
“Badung paling banyak PHR, sekitar Rp6,5 triliun, jadi sebenarnya kalau 1 triliun dialokasikan untuk Infrastruktur, 4 tahun selesai semua tanpa APBN,” jelas Wayan Koster.
“Nanti saya akan pimpin langsung, paling lambat infrastruktur yang akan dibangun akan selesai semua di 2029, sebelum saya berakhir di 2030,” tambahnya.
Selanjutnya, untuk pembangunan jalan tol Gilimanuk Mengwi, dirinya mengaku terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat.
Pembebasan lahan yang dulunya dibebankan kepada pihak ketiga, sekarang ditanggung oleh pemerintah dengan dana dari APBN.
“Masih terprogram, sempat tertunda sedikit Karana ada revisi klaster dengan desainnya, mudah-mudahan tidak ada gangguan lagi,” ujarnya.
Infrastruktur jalan itu akan jadi penentu kelancaran lalu lintas di Bali. Termasuk, shortcut menuju Singaraja titik IX dan X. Serta, shortcut titik XI dan XII.
“APBD Bali akan membebaskan lahannya tahun 2026, tahun 2027 sudah mulai. Untuk titik IX dan X akan ditender pada pertengahan tahun ini, itu dana dari APBN tetap jalan,” kata Koster.
Di lain hal, Bali berkontribusi 44% terhadap devisa negara dari sektor pariwisata. Sedangkan, 56% terbagi dari wilayah lain di Indonesia.
“Sekarang bagaimana potensi sebesar itu kita jalankan untuk kepentingan Bali secara menyeluruh, tidak saja untuk pariwisata, tapi menyeluruh,” jelas Wayan Koster. (Way)