KORANJURI.COM – Mereka berasal dari berbagai profesi. Kemenparekraf sebagai Inisiator kegiatan merekrut hingga 4.400 orang, untuk mengkampanyekan protokol kesehatan di seluruh destinasi wisata di Bali, dan pelaku usaha pariwisata.
Program yang disebut Edutrips ‘We Love Bali’ ini berlangsung selama dua bulan, Oktober dan November 2020. Para peserta berasal dari dosen, guru, mahasiswa, aparatur sipil negara, karyawan perusahaan swasta, karyawan biro perjalanan wisata, kelompok sadar wisata, komunitas hobi, fotografer dan influencer.
Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan (Events) Kemenparekraf Rizki Handayani Mustafa menjelaskan, program itu bertujuan melakukan edukasi penerapan protokol kesehatan pada tatanan kehidupan baru industri pariwisata.
“Ada 12 rute perjalanan yang akan dilalui, semua merupakan destinasi wisata yang ada di seluruh Bali,” kata Kiky di Denpasar, Bali.
Para duta wisata itu melakukan perjalanan keliling Bali selama 3 hari 2 malam. Mereka menginap di kawasan-kawasan pariwisata yang ada di Bali.
Dibukanya Bali untuk wisatawan domestik, ternyata belum berpengaruh signifikan karena lama tinggal wisatawan hanya 3 sampai 4 hari.
Tim Pemulihan Pariwisata Bali I Gusti Ngurah Rai Surya Wijaya mengatakan, ada 13 program pemulihan pariwisata Bali telah disetujui oleh Kemenparekraf.
“Lewat beberapa kajian, program edutrips ini diharapkan memberi edukasi, pengawasan protokol kesehatan, memberi dampak ekonomi kepada destinasi wisata, karena dari 4.000 peserta nantinya bisa membagikan ke media sosial masing-masing,” kata Surya Wijaya.
Kampanye protokol kesehatan itu telah dimulai sejak 7 Oktober 2020. Para duta wisata itu terbagi dalam 10 grup perjalanan dengan destinasi berbeda. Salah satu rutenya yakni, Denpasar, Tabanan, Bali Barat dan Buleleng.
Peserta mengeksplorasi destinasi wisata dengan tetap menerapkan protokol kesehatan seperti selalu mengenakan masker, menjaga jarak dan rutin mencuci tangan.
Salah satu duta wisata dr. Adi Suparta, SpPD., melihat, penerapan protokol kesehatan yang disinggahi selama perjalanan edutrips telah cukup memenuhi persyaratan.
“Semua sudah bagus, di hotel, restoran dan tempat-tempat publik seperti pantai, taman nasional, semuanya sudah menerapkan protokol kesehatan yang baik,” kata tim medis di RS Pemerintah Kabupaten Badung ini.
Adi Suparta menambahkan, protokol kesehatan bukan hanya cukup menyediakan sarana sanitasi saja. Namun, lebih penting lagi adalah, sumber daya manusia yang tetap disiplin menjaga sanitasi, baik terhadap diri sendiri maupun mengingatkannya kepada orang lain.
Irawati Dewi dari agen perjalanan wisata mengatakan, dalam Edutrips ini pihaknya secara aktif mengingatkan kepada peserta perjalanan maupun pengelola wisata yang lalai menerapkan protokol kesehatan.
“Kita coba mengingatkan, mungkin ada yang lupa bawa masker atau tidak mengenakan masker saat di tempat kerja mereka, kita berikan masker. Ini juga demi kenyamanan diri kita dan orang lain,” kata Ira. (Way)