Otto Hasibuan Peradi Serukan Stop Konsumsi Daging Penyu

oleh
Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) melakukan bersih Pantai dan pelepasan tukik usai menggelar Rakernas di Bali, Sabtu, 7 Desember 2024 - foto: Koranjuri.com

KORANJURI.COM – Rapat Kerja Nasional Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) di Bali ditutup dengan pelepasan tukik ke habitat asli di laut lepas. Dalam momen itu, 24 ekor tukik yang dilepas jadi simbol gerakan pelestarian lingkungan.

Peradi, kata Ketua DPN Peradi Otto Hasibuan, bukan hanya peduli terkait isu hukum. Namun juga pada gerakan sosial dan lingkungan untuk menjaga kelestarian alam.

Ia melanjutkan, pelepasliaran tukik di pantai Jimbaran, Badung, Bali, untuk mengingatkan kepada semua agar terus melestarikan alam dan habitatnya.

“Kami memberikan perhatian, bahwa sekarang harus melindungi tentang penyu dengan harapan dia akan berkembang biak. Untuk menjaga lingkungan, harapannya, tentu masyarakat juga punya kepedulian yang sama,” kata Otto Hasibuan, Sabtu, 7 Desember 2024.

Menjaga kelestarian penyu menurutnya, juga harus diimbangi dengan kesadaran untuk tidak mengkonsumsi daging penyu. Seperti diketahui, penyu menjadi salah satu satwa laut yang dilindungi yang harus dijaga kelestariannya.

“Kami berharap masyarakat ikut menjaga kelestarian lingkungan sekitar, termasuk soal penyu, jadi tidak akan mengkonsumsi daging penyu, melindunginya supaya alam kita menjadi lestari,” ujarnya.

Kegiatan pelepasan tukik yang berlangsung dari pagi itu bekerja sama dengan lembaga konservasi penyu di Bali. Otto menambahkan, kegiatan serupa juga pernah dilakukan di Jakarta beberapa waktu lalu.

Peradi secara aktif juga ikut andil dalam mendistribusikan bantuan dalam peristiwa bencana yang melanda sejumlah wilayah di tanah air.

“Kita juga beberapa kali peduli tentang bencana alam, bantuan di Cianjur, Padang, Yogyakarta, selalu kami ikut. Dan sekarang kami memulai melakukan pelestarian lingkungan,” ujarnya.

Peradi juga menyoroti kondisi sampah laut yang melanda pantai di Bali setiap musim angin barat. Soal kondisi lingkungan pantai, Otto mengatakan, isu sampah juga menjadi perhatian.

“Karena tadi sampah sudah dibersihkan setengah jam datang lagi. Ini bukan persoalan sampah di sini, di Bali, kalau masyarakat di sini sudah cukup taat, tapi ini sampah datang dari laut dan itu masalah yang harus diselesaikan,” jelas Otto Hasibuan. (Way)

KORANJURI.com di Google News