Macet, Usai Pesta Kembang Api di GWK Kendaraan Menumpuk Hingga Subuh



KORANJURI.COM – Diperkirakan 70 ribu orang memadati areal Garuda Wisnu Kencana (GWK) dalam menyambut pergantian tahun baru 2020. Tahun ini, GWK menggelar pesta kembang api yang diklaim terbesar di Bali dengan 20 ribu shots.
Pengadaan kembang api untuk acara itu diperkirakan membutuhkan dana Rp 500 juta. Tiket masuk secara online seharga Rp 100 ribu. Acara berlangsung meriah dengan dihadiri Sekda Kabupaten Badung Wayan Adi Arnawa dan Ketua DPRD Badung Putu Parwata.
“Kita punya ikon baru lagi di Kabupaten Badung dan baru pertama kali diadakan. Mudah-mudahan tahun depan akan dibuat lebih besar lagi,” kata Adi Arnawa menyambut detik-detik pergantian tahun 2020.

Kendaraan yang mau keluar dari areal GWK tertahan di gerbang masuk hingga pukul 3.00 subuh – foto: Koranjuri.com
Namun, acara yang sedemikian spektakuler sepertinya tidak diantisipasi dengan baik oleh penyelenggara. Kemeriahan pesta kembang api tidak begitu dirasakan oleh pengunjung karena ‘tembakan’ bunga api di udara terhalang oleh tebing-tebing yang ada di GWK.
Hal itu ditambah kemacetan yang terjadi ketika acara usai. Sekitar pukul 00.30 Wita, pengunjung mulai beranjak meninggalkan areal GWK.
Namun puluhan ribu orang itu tak bisa bergerak keluar GWK. Jumlah pengunjung yang besar menumpuk hingga subuh di arena kegiatan hingga gerbang masuk GWK karena terjebak macet.
Jumlah tenaga pengamanan dan petugas kepolisian tak sebanding untuk mengatur lalu lintas. Baru sekitar pukul 3.00 subuh, penumpukan kendaraan sedikit dapat terurai.
Untuk mengurai kemacetan, justru dilakukan oleh pemuda Banjar setempat dengan satu orang petugas Bhabinkamtibmas. (Way)