Jatiluwih Masuk Urutan 20 Penghargaan Desa Terbaik Dunia 2024 dari UN Tourism

oleh
Pertunjukan budaya di Desa Jatiluwih yang mendapatkan penghargaan dari United Nation Tourism sebagai Desa Terbaik Dunia 2024 - foto: Koranjuri.com

KORANJURI.COM – Desa Jatiluwih di Tabanan, Bali menerima penghargaan sebagai Desa Terbaik Dunia 2024 yang diberikan oleh United Nations Tourism. Pemilihan dilakukan melalui 260 aplikasi yang berasal lebih dari 60 negara.

Jatiluwih berada di urutan ke 20 dari 55 Desa Terbaik yang masuk Best Tourism Villages 2024. Selain Desa Jatiluwih, dari Indonesia ada Desa Wukirsari, Bantul, DIY yang juga mendapat penghargaan Desa Terbaik Dunia. Desa Wukirsari berada di urutan 52.

Penghargaan itu diterima di Kota Cartegana de Indias, Colombia pada 14 November 2024. Menerima penghargaan itu, Kepala Pengelola Desa Wisata Jatiluwih I Ketut Purna atau Jhon Purna mengatakan, penghargaan itu hasil dari dedikasi masyarakat dalam menjaga budaya dan lingkungan.

“Melalui filosofi Tri Hita Karana, yang menekankan keharmonisan antara manusia, alam, dan spiritualitas. Kami berharap Jatiluwih dapat menjadi contoh bagaimana pariwisata dapat bersifat regeneratif dan inklusif,” kata John Purna, Jumat (15/11/2024).

Pada tahun 2012, Jatiluwih dengan sistem Subak yang dikelola diakui sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO. Hingga kini, Subak tetap menjadi inti dari identitas Jatiluwih, menyatukan masyarakat dalam dukungan dan kerja sama menjaga keberlanjutan lingkungan.

Melalui penghargaan itu, Desa Jatiluwih diakui oleh UN Tourism sebagai destinasi wisata pedesaan yang luar biasa dengan aset budaya dan alam yang terakreditasi.

Komitmen untuk melestarikan nilai-nilai berbasis komunitas, dan komitmen yang jelas terhadap inovasi dan keberlanjutan di seluruh dimensi ekonomi, sosial, dan lingkungan.

Pariwisata PBB juga mendukung desa-desa dalam perjalanan mereka untuk memenuhi kriteria pengakuan, membantu mereka meningkatkan bidang-bidang yang diidentifikasi sebagai kelemahan selama evaluasi.

Selain itu, UN Tourism juga mengakui Desa Jatiluwih sebagai sebuah ruang untuk bertukar pengalaman dan praktik baik, pembelajaran, dan peluang di antara para anggotanya, dan terbuka untuk kontribusi para ahli serta mitra sektor publik dan swasta yang terlibat dalam promosi wisatawan.

“Penghargaan ini juga memotivasi masyarakat untuk terus memperbaiki diri dan melestarikan warisan budaya untuk generasi mendatang,” kata Jhon Purna. (Way)

KORANJURI.com di Google News