ISI Surakarta Tampilkan Garda The Musical Sambut Word Dance Day

oleh
ISI Surakarta gelar keterangan pers jelang pertunjukan Garda The Musical karya koreografer Eko ' PC' Supriyanto - foto: Istimewa

KORANJURI.COM – Menyambut Hari Tari Sedunia atau World Dance Day (WDD) ke 17th, ISI Surakarta direncanakan menggelar pagelaran tari 24 Jam nonstop yang diikuti lebih dari 150 kelompok tari dari berbagai daerah di Indonesia dan 1 kelompok datang dari Malaysia.

Pagelaran tari 24 jam dimulai tanggal 29 April 2023 pada pukul 06.00 WIB sampai dengan pukul 06.00 WIB 30 April 2023.

World Dance Day menampilkan dua acara primetime yaitu, Garda the Musical karya Eko PC Supriyanto dan pagelaran tari persembahan 4 Keraton penerus Mataram Islam di tanah jawa yakni Kasunanan Surakarta, Kasultanan Yogyakarta, Mangkunegaran Solo dan Pakualaman Jogja.

Garda the Musical diilhami cerita burung Garuda yang gagah berani. Dalam mitos Hindu, burung garuda merupakan tunggangan Dewa Wisnu.

Oleh karena itu cerita dalam gagasan karya tari ini sebenarnya adalah memanusiakan burung atau sebuah personifikasi.

“Yang di artikan manusia tidak meniru burung, akan tetapi memberi nilai pada karakter karekter burung untuk menyuarakan kemanusiaan,” terang Eko ‘PC’ Supriyanto dalam keterangannya.

Menurut Eko, Garda merupakan simbol kebijaksanaan dalam mengelola harmonisasi alam melalui pusaka cahya delima untuk menyingkirkan kejahatan.

Tari musikal Garda the Musical mengkisahkan seekor ibu burung kenari yang kehilangan anaknya bernama Jenar. Sang ibu tak mengetahui jika anak tersebut melakukan perjalanan dan pencarian diri karena termotivasi tokoh Garda yang pemberani, perkasa dan bijaksana.

Hingga pada suatu hari Jenar bermimpi memperoleh pusaka merah delima dan ia berubah menjadi Garda yang pemberani

Pusaka cahaya delima dimaknai sebagai ilmu pengetahuan. Oleh karenanya, siapapun dapat memiliki cahaya delima jika mau belajar dengan tekun dan keinginan yang kuat dalam memahami dan mengamalkan pengetahuan.

“Delima adalah simbol dari makna lima sila dalam Pancasila,” jelasnya.

Esensi dalam drama musikal ini sebenarnya ingin mengangkat nilai, bahwa untuk mencari ilmu pengetahuan perlu usaha dan kerja keras, tidak dapat diperoleh secara instan.

WDD merupakan hasil kerja bareng antara ISI Surakarta dengan Eko Dance Company, yang didukung para penari dan aktor dari fakultas FSP dan FSRD ISI Surakarta. Ditambah 3 artis multitalenta diantaranya Dwi Sasoni, Widi Mulia, dan Beyon Destiano.

Termasuk, Direktur artistik dan sutradara, Eko ‘PC’ Supriyanto. Penulis naskah dan Sutradara drama, Hanindawan. Koreografer, Eko Supendi dan R. Danang Cahyo W. Penata musik, Gondrong Gunarto. Penata Kostum, Agus Sunandar dab Erika Dian. Penata lampu, dan Alim Jenin. (DH)

Baca Artikel Lain KORANJURI di GOOGLE NEWS

KORANJURI.com di Google News