KORANJURI.COM – Mencermati pola pertanian yang umumnya surut setelah masa panen, Cagub Bali, I Wayan Koster kembali mengukuhkan niatnya untuk membuat pola pemasaran yang segmented.
“Saya ingin selesaikan itu. Karena, biasanya di hilir ketika pasca-panen, hasil pertanian anjlok,” terang Koster di hadapan ratusan warga Banjar Abuan, Desa Pakraman Abuan, Kecamatan Susut, Bangli, Sabtu 24 Maret 2018.
Untuk mengatasi kendala paska panen, Koster menginisiasi membantuk Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di masing-masing kabupaten. Lembaga itu akan menampung hasil pertanian lintas kabupaten untuk disalurkan di sentra industri pariwisata Bali seperti Kabupaten Badung, Denpasar dan Gianyar.
Opsi lain, Koster akan membangun pasar tematik di dalam pasar yang sudah eksis.
“Di pasar-pasar juga saya buatkan pasar tematik. Misalnya pasar jeruk, pasar manggis, pasar salak, pasar mangga dan lainnya,” ujarnya.
Kekhasan pasar tematik akan memudahkan penyaluran hasil pertanian petani buah maupun sayur yang ada di Bali.
“Nanti industri olahannya akan dibantu permodalannya oleh BPD, LPD dan bank-bank negeri maupun swasta. Kita akan sinergikan agar mereka bisa berkontribusi terhadap perekonomian Bali,” ujar Koster.
Pola pemasaran hasil pertanian di Thailand, menurut Koster akan diadopsi di Bali. Sharing profit yang ada minimal, petani mendapatkan 20-25 persen dari modal yang dikeluarkannya.
Bali sebagai destinasi wisata dunia juga jadi target pasar hasil pertanian. Ia ingin membuat aturan agar hotel-hotel dapat menyerap produk pertanian Bali. Ia yakin wisatawan juga akan senang manakala memakan buah lokal.
“Sehingga turis itu totalitas merasakan Bali,” ujarnya. (*)