KORANJURI.COM – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali mencatat ekonomi Bali pada triwulan II 2024 sebesar 5,36 persen (yoy) atau melambat 0,62 persen dibandingkan triwulan I sebesar 5,98 persen (yoy).
Dari sisi pengeluaran, perlambatan ekonomi Bali disebabkan melandainya pertumbuhan pada mayoritas komponen pengeluaran. Konsumsi Pemerintah melambat akibat normalisasi belanja pemerintah pasca penyelenggaraan Pemilu 2024 pada triwulan sebelumnya.
“Meski melambat, pertumbuhan ekonomi Bali triwulan II – 2024 terpantau lebih tinggi dari ekonomi nasional yang tumbuh sebesar 5,05% (yoy) dan menempati peringkat tujuh dari 34 Provinsi di Indonesia,” kata Kepala Kantor Perwakilan wilayah BI Provinsi Bali Erwin Soeriadimadja, Selasa, 6 Agustus 2024.
Konsumsi rumah tangga mengalami perlambatan meski tetap kuat sejalan terjaganya konsumsi masyarakat pada periode Idul Fitri pasca pencairan THR dan gaji ke-13.
Perlambatan yang lebih dalam juga tertahan oleh meningkatnya pertumbuhan Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTB) yang berasal dari investasi non-bangunan.
Erwin mengatakan, hal itu dipengaruhi oleh tingginya impor barang khususnya pada komoditas mesin, perlengkapan, serta kendaraan.
“BI memprakirakan perekonomian Bali tetap tumbuh tinggi pada triwulan III – 2024, dan menguat dibandingkan triwulan II seiring dengan menguatnya kinerja lapangan usaha pariwisata,” ujarnya.
BI memberikan pandangan, event internasional seperti Bali International Air Show dan Maybank Marathon menjadi periode peak season.
“Kinerja investasi juga diprakirakan menguat seiring dengan berlanjutnya proyek-proyek strategis pasca penyelenggaraan Pemilu,” jelas Erwin. (Way)