KORANJURI.COM – Bank BPD Bali mulai memperkenalkan pembayaran non tunai melalui QRIS, yang merupakan QR Code yang dikembangkan oleh Bank Indonesia. Dengan QRIS, penyedia barang dan jasa atau merchant tak perlu lagi memiliki barcode berbeda dari sistem pembayaran.
Kepala Perwakilan wilayah Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho menjelaskan, Bank BPD Bali menjadi salah satu Bank yang memenuhi persyaratan menggunakan QRIS.
Bank pemerintah provinsi Bali itu, menurut Trisno Nugroho beberapa kali diuji sebagai pilot project penerapan pembayaran non tunai QRIS.
“18 Desember kemarin, BPD Bali sudah mendapatkan ijin penggunaan QRIS dari 26 PJP, bank dan non bank yang sudah mendapatkan ijin ini, dan BPD Bali nomer dua setelah BPD DKI,” jelas Trisno Nugroho di Denpasar, Sabtu, 28 Desember 2019.
Di Bali, pembayaran non tunai QRIS ini pertama diberlakukan pada gelaran Denpasar Festival 2019. Sebanyak 246 UMKM menggunakan satu barcode dalam melakukan transaksi. Trisno memperkirakan, penggunaan QRIS di Denfest 2019 menjadi pertama di Indonesia sebelum secara resmi berlaku secara nasional pada Januari 2020 mendatang.
Ditambahkan Trisno Nugroho, QRIS juga memudahkan para UMKM dalam mengelola keuangannya. Selain itu, sistem pembayaran yang dikembangkan oleh BI dan Asosiasi Pembayaran Indonesia ini, menjadi alat pembayaran yang bersifat inklusif.
Saat ini ada 22.174 ribu UMKM di Bali yang telah menggunakan pembayaran non tunai QRIS dari 1,4 juta UMKM di Indonesia. Di Denpasar sebanyak 10.979 UMKM. Trisno mengatakan, sosialisasi akan terus dilakukan untuk mendorong pola pembayaran non tunai dalam satu barcode.
“Cukup dengan gadget semua pembayaran bisa dilakukan. Terutama untuk pelajar, mahasiswa nantinya juga akan didorong menggunakan QRIS ini dalam setiap transaksi di kantin sekolah misalnya,” tambahnya demikian.
QRIS berlaku untuk pembayaran non tunai seluruh bank di Indonesia. Kedepan, menurut Trisno QRIS berlaku secara cross border untuk para wisatawan yang berkunjung ke Bali.
Sementara, Direktur Utama BPD Bali I Nyoman Sudharma mengatakan, pembayaran melalui QRIS tidak mutlak digunakan untuk transaksi komersial, tapi bisa juga untuk kegiatan sosial dan donasi.
“Saat ini sudah ada 400 UMKM dan 400 Pura di Bali yang sudah menggunakan QRIS. Kita akan sosialisasikan terus terutama untuk generasi milenial,” ujar Nyoman Sudarma. (Way)