KORANJURI.COM – Paslon nomer urut 2 Koster-Giri menawarkan program subsidi biaya masuk perguruan tinggi. Ia melihat, Angka Partisipasi Kasar (APK) Perguruan Tinggi di Provinsi Bali masih rendah.
Dalam paparan yang disampaikan saat uji publik di Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja, Rabu (6/11/2024), Koster menyebut APK Perguruan Tinggi Bali hanya 34 persen.
Angka itu jauh dari tamatan SMA/SMK yang mencapai 98 persen. Ia mentargetkan APK PT di Bali mencapai 40 persen.
“Kami akan bekerjasama dengan perguruan tinggi dengan mensubsidi biaya pendidikan masuk ke perguruan tinggi seperti di Undiksa,” kata Koster.
“Katakanlah 1.000 mahasiswa, itu akan disubsidi oleh Pemprov Bali melalui hibah pada perguruan tinggi yang ada di seluruh Bali,” jelasnya.
Skema hibah itu siap digulirkan jika Koster-Giri terpilih jadi Gubernur dan Wakil Gubernur periode kedua. Program tersebut untuk membangun SDM Bali melalui peningkatan angka partisipasi perguruan tinggi.
“Partisipasi pendidikan di perguruan tinggi masih cukup rendah, ini yang didorong nanti anak-anak lulusan SMA/SMK bisa melanjutkan kuliah,” ujarnya.
Wayan Koster juga telah merancang program biaya sekolah gratis untuk SMA/SMK bagi siswa miskin di Bali. Jumlah tamatan SMA/SMK di Bali mencapai 180 ribu orang. Sepuluh persennya atau 18.000 orang masuk dalam kategori siswa dari keluarga kurang mampu.
Koster juga menyinggung program insentif untuk anak-anak di Bali dengan nama ‘Nyoman’ dan ‘Ketut’. Hal itu terkait dengan pertumbuhan penduduk di Bali yang saat ini hanya sebesar 0,67 persen.
“Nyoman dan Ketut itu hampir punah. Ketut tinggal 6 persen, Nyoman 18 persen dari penduduk Bali. Kalau tidak waspada nama-nama ini akan hilang. Bahaya, siapa nanti yang diajak menyama braya,” kata Koster. (*/Way)