Unik, di SMPN 4 Purworejo Ujian Praktek Bahasa Jawa dengan Pentas Seni Kethoprak



KORANJURI.COM – Peristiwa unik terjadi di SMPN 4 Purworejo. Dalam ujian praktek Bahasa Jawa, Sabtu (18/03/2023), siswa kelas IX wajib mementaskan kesenian Kethoprak. Selama pementasan itu, guru Bahasa Jawa akan memberikan penilaian.
Menurut Sundari Purnaminingsih, S.Pd., pengajar kelas IX Bahasa Jawa, dirinya sengaja membuat ujian praktek Bahasa Jawa dengan mengambil tema pendidikan karakter untuk anak-anak melalui penampilan seni kethoprak dan sekaligus mengiringinya dengan gamelan.
“Supaya budaya kita bisa lestari dan mereka punya karakter Jawa yang sekarang makin lama makin luntur. Tujuan utamanya, supaya mereka lebih mencintai budaya Jawa dan jangan sampai punah,” ujar Sundari.
Dalam penampilan ini, semua kelas IX mementaskan seni kethoprak dengan lakon ‘Lintang Rinonce’. Masing-masing kelas dibagi menjadi dua bagian. Sebagian bermain kethoprak, sebagian lagi bermain gamelan. Lama pementasan sekitar 1,5 jam.
Sundari menyebut, dirinya melatih siswa untuk bisa berdialog dengan baik. Skenariopun disiapkan dengan bahasa yang semestinya. Misal, dialog raja kepada anaknya akan berbeda saat raja berdialog dengan rakyatnya. Begitu juga sebaliknya.
Sundari menyebut, Lintang Rinonce ini merupakan cerita rakyat biasa yang mengisahkan tentang perebutan tahta anak kembar, dengan saling berebut tua. Kenapa berebut tua? Karena anak yang tertualah yang berhak mengganti ayahnya menjadi raja.
Cerita yang disampaikan menurut Sundari juga sama, supaya bisa saling membantu menghapalkan ceritanya. Dan karakternya bagaimana juga harus bisa menjiwai, serta pakaiannya harus seperti apa. Meski tidak sama persis, setidaknya bisa mendekati
“Intinya kita hanya mendidik anak-anak supaya memiliki karakter yang baik dalam menilai budaya kita, supaya tidak banyak tertarik dengan budaya luar,” ungkap Sundari, yang didampingi guru bahasa Jawa lainnya, Siswoto.
Yang dinilai selama penilaian ujian praktek ini, jelas Sundari, teks (bahasanya), penampilan, pakaian sesuai karakter atau tidak, serta ekspresi. Untuk gamelannya, wirogo, wiromo, wiroso yang menjadi penilaian. Wirogo itu, bagaimana siswa duduk saat memainkan gamelan. Wiroso, bagaimana mereka menghayati saat memainkan gamelan, dan Wiromo itu harus mengerti irama yang benar.
Ujian praktek Bahasa Jawa melalui pementasan seni Kethoprak ini rutin digelar tiap tahunnya. Sekolah ingin menanamkan pendidikan karakter secara langsung kepada siswa dengan berbahasa Jawa dengan baik dan benar, tidak hanya secara teoritis.

Salah satu pementasan seni Kethoprak oleh siswa kelas IX SMPN 4 Purworejo dalam ujian praktek bahasa Jawa, Sabtu (18/03/2023) – foto: Koranjuri.com
“Harapannya anak-anak lulusan SMPN 4 Purworejo memiliki karakter yang baik, dan juga bisa menempatkan diri, bersopan santun kepada yang lebih tua dengan baik dari pada sebelumnya. Walau mereka cerdas, jika tak memiliki karakter dan etika, sangat disayangkan,” ujar Sundari.
Kepala SMPN 4 Purworejo Suswanto, S.Pd., M.M.Pd., menyampaikan, pada prinsipnya untuk kegiatan ujian praktek bahasa Jawa yang dikemas dalam pementasan live berupa kethoprak ini tujuan utamanya mendidik karakter anak-anak.
“Karena dalam bahasa Jawa ada bahasa Jawa ngoko, kromo, kromo Inggil sesuai tingkatannya. Dan anak-anak supaya memahami itu,” ungkap Suswanto.
Harapannya, kata Suswanto, anak-anak memiliki karakter dan lebih memiliki rasa sopan santun kepada orangtua. Hal itu bisa dimulai dari cara siswa berbicara melalui bahasa Jawa. Sehingga tidak disamakan berbicara dengan orangtua dan kepada dengan teman sebaya.
“Tujuan utamanya untuk lebih mengenalkan pada anak-anak dan menanamkan rasa cinta budaya tradisional, budaya asli Jawa kepada mereka. Mengingat sekarang budaya mancanegara banyak disukai anak-anak. Namun di SMPN 4 Purworejo sedikit banyak telah memperkenalkan seni tradisional, supaya lebih diingat anak-anak,” pungkas Suswanto. (Jon)
Baca Artikel Lain KORANJURI di GOOGLE NEWS