Transaksi Non Tunai di Bali Meningkat Drastis Sepanjang 2023

oleh
Pemain paralayang di Pantai Pandawa Desa Kutuh, Kuta Selatan, Kabupaten Badung, membawa bendera saat peresmian destinasi wisata tersebut sebagai Kawasan Wisata Pantai Digital berbasis QRIS, Sabtu, 11 Juli 2020 - foto: Istimewa

KORANJURI.COM – Bank Indonesia mencatat peningkatan transaksi QRIS sepanjang tahun 2023. Hingga November 2023 pengguna QRIS di Bali mencari 980.000. Di tahun 2022 tercatat 612.000 pengguna.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Erwin Soeriadimadja mengatakan, peningkatan kebutuhan uang selama 2023 sejalan dengan membaiknya perekonomian Bali.

“Pencairan bantuan langsung tunai (BLT) ke masyarakat ikut mendorong pertumbuhan ekonomi di Bali,” kata Erwin, Rabu, 10 Januari 2024.

Peningkatan transaksi non tunai QRIS diikuti oleh pertumbuhan merchant di Bali sebanyak 789.000 dibandingkan tahun 2022 sebanyak 556.000 merchant.

Selain itu, pada rentang Januari-November 2023 volume transaksi QRIS mencapai 38,6 juta transaksi. Tahun 2022 tercatat 16 juta transaksi.

“Dari sisi nominal transaksi QRIS juga meningkat. Periode Januari-November 2023 mencapai Rp 5,6 triliun, sedangkan tahun 2022 sebanyak Rp 1,8 triliun,” jelasnya.

Transaksi non tunai lain adalah penggunaan alat pembayaran menggunakan kartu (APMK). Dari catatan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, APMK ikut melonjak, baik dari sisi jumlah maupun nominal transaksi.

Di tahun 2023, pembayaran melalui debit atau kartu ATM mencapai Rp 152,9 triliun. Di tahun 2022 sebesar Rp 144,1 triliun.

Hal yang sama juga terjadi pada pembayaran dengan kartu kredit. Tahun 2023 Rp 5,7 triliun sedangkan tahun 2022 Rp 4,6 triliun.

Nilai transaksi secara debit menggunakan kartu ATM di tahun 2023 sebesar Rp 166 triliun dan tahun 2022 Rp 150,9 triliun.

Kartu kredit angka transaksi di tahun 2023 sebanyak Rp Rp 5,8 triliun dan tahun 2022 Rp 4,2 triliun. (Way)

Baca Artikel Lain KORANJURI di GOOGLE NEWS

KORANJURI.com di Google News