KORANJURI.COM – Dalam rangka mempersiapkan Kelas Unggulan jurusan Keperawatan, SMK Kesehatan Purworejo mengadakan workshop Penyelarasan Kurikulum dengan Dunia Kerja, Sabtu (06/08/2022).
Menghadirkan narasumber Krisnanto dari LPK Kasih Bintang Timur, Semarang, workshop diikuti Waka Kurikulum, Waka Kesiswaan, Waka Humas, serta beberapa guru produktif dan bapak ibu guru yang akan mengajar di kelas unggulan.
Dijelaskan oleh Nuryadin, S.Sos., M.Pd., selaku Kepala SMK Kesehatan Purworejo, bahwa kelas unggulan tersebut dibuka khusus untuk anak-anak yang berkeinginan untuk beraktualisasi, lebih berkreasi dan berinovasi lebih.
“Teknisnya kita umumkan lalu diadakan seleksi. Dari 57 pendaftar, yang lolos seleksi 28 siswa,” jelas Nuryadin, yang segera mempersiapkan pembukaan kelas unggulan keperawatan ini.
Animo siswa untuk masuk kelas unggulan ini, kata Nuryadin, cukup besar. Namun karena keterbatasan sarana dan fasilitas, untuk tahun pertama ini kelas unggulan baru menerima 28 siswa.
Dari workshop tersebut, dibahas tentang kurikulum, bagaimana dari dunia usaha yang diwakili oleh LPK kasih Bintang Timur untuk memberikan materi yang berkaitan dengan muatan-muatan kurikulum.
“Tujuannya, selain memang kita ingin menampung anak-anak yang pengin berkreasi lebih, juga ini bagian dari untuk mewujudkan keunggulan sekolah kita, serta bagian dari program SMK PK yang yang didapatkan SMK Kesehatan Purworejo,” terang Nuryadin.
Krisnanto dari LPK Kasih Bintang Timur menyebutkan, dari dunia kerja, pihaknya diberikan kesempatan untuk bekerjasama menyiapkan anak-anak di dalam kelas unggulan. Beberapa hal yang disiapkannya, membentuk anak-anak memiliki profesionalisme dan berkompeten di dalam pekerjaannya.
Dirinya berharap, dalam pembelajaran ini nantinya anak-anak memiliki integritas dan menjunjung tinggi secara etika, dan mereka mampu secara mandiri dalam menjalankan tugas, sehingga akhirnya mereka bisa bekerja secara aman dan nyaman.
“Kami sudah siap untuk mendukung program kelas unggulan ini, baik secara SDM dengan guru-guru yang berkompeten di bidangnya yang akan memberikan pembelajaran dan cara praktek. Peralatan sudah kami siapkan untuk menunjang pembelajaran disini,” kata Krisnanto.
Puji Astuti, S.Pd., dari staf kurikulum mengungkapkan, dalam kelas unggulan ini kurikulum SMK disesuaikan dengan tuntutan dan budaya kerja yang berlaku di DUDI, sehingga lulusan SMK Kesehatan Purworejo memiliki kompetensi dan etos kerja yang sesuai dengan kebutuhan DUDI.
“Disini kita saling memberi masukan antara DUDI dan sekolah, dengan mengcompare-kan SKKNI yang mana nanti dibutuhkan di dunia kerja, akan kami terapkan di sekolah,” kata Puji Astuti.
Abdul Haris Wiradi S.Sos., selaku Waka Kesiswaan menambahkan, untuk budaya kelas industri ini akan diterapkan budaya industri semi militer dan lebih fokus ke pengembangan karakter, untuk meningkatkan kinerja dan kwalitas kerja.
“Karena di dunia yang modern ini, biar mereka punya daya saing dan nilai jual yang tinggi,” kata Haris.
Dari sekolah juga akan menerapkan program, salah satunya minggu bahasa untuk meningkatkan kemampuan bahasa siswa, meliputi bahasa Inggris, Indonesia dan Jawa. Apabila kedepannya dari pihak LPK juga akan menghadirkan beberapa kursus bahasa Jepang, maka akan dimasukkan juga ke dalam budaya kelas industri ini.
Nina Hadnisari, S.ST. selalu staf humas dan juga guru produktif keperawatan menjelaskan, bahwa pembentukan kelas industri atau kelas unggulan ini untuk meningkatkan kwalitas dari anak-anak dan kwalitas dari SMK Kesehatan Purworejo secara umum.
“Jadi nanti ada pembeda dengan kelas lain, terutama untuk materi produktifnya,” kata Nina.
Menurutnya, anak-anak akan diajari beberapa hal yang digunakan di dunia kerja karena memang di kelas industri ini disiapkan untuk mereka di lapangan, langsung bekerja secara profesional.
“Contoh materi yang akan beda, di kelas industri ini, untuk materi produktif keperawatan akan ditambah dengan materi-materi, misal etika dalam pergaulan, etika dalam keperawatan, kemudian etika-etika dalam bersosialisasi dengan masyarakatnya pada umumnya,” pungkas Nina. (Jon)