KORANJURI.COM – Rektor ITB STIKOM Bali Dr. Dadang Hermawan mengatakan, perayaan Dua Dekade ITB STIKOM Bali tahun 2022 menjadi momentum ITB STIKOM Bali menuju ranking 300 dunia. Disebutkan, seluruh perguruan tinggi negeri di Indonesia yang sudah menghabiskan anggaran ratusan triliun hingga detik ini tak satupun masuk ranking 300 dunia.
“Kita, dengan pengalaman yang ada selama ini akan terus berusaha meningkatkan kualitas SDM, infrastruktur dan fasilitas yang kita miliki agar bisa masuk ranking 300 dunia,” kata Dadang Hemawan.
Puncak acara Dies Natalis akan diadakan di Pantai Pandawa pada Sabtu, 13 Agustus 2022 dengan menghadirkan bintang tamu artis Tulus dari Jakarta.
Dikatakan, ITB STIKOM Bali yang didirikannya bersama Prof. Dr. I Made Bandem, MA., Drs. Ida Bagus Dharmadiaksa, M.Si, Ak dan Drs. Satrya Dharma pada 10 Agustus 2002 dengan tagline ‘Always The First’, telah berkembang menjadi perguruan tinggi swasta terbaik di Bali dan Nusa Tenggara.
“Dari dulu kita selalu nomor satu terus, saatnya kita bergerak menuju perguruan tinggi kelas dunia,” ujarnya.
Salah satu indikator sebuah perguruan tinggi kelas dunia adalah ranking webometrics. Rilis terbaru edisi Juli 2022 dari lembaga pemeringkatan perguruan tinggi dunia yang berkedudukan di Spanyol itu, menempatkan ITB STIKOM Bali pada peringkat ke 127 dari sekitar 4000 perguruan tinggi negeri dan swasta di seluruh Indonesia. Tahun lalu, ITB STIKOM Bali berada pada ranking145 Indonesia.
“Dengan rilis terbaru itu untuk wilayah Bali, NTB dan NTT, kita menjadi PTS peringkat pertama terbaik,” kata Dadang.
Sedikitnya 400 orang alumni menghadiri acara gala dinner ini. Dua orang alumni yang menjadi perhatian yakni Ida Bagus Mirama Puja Manuaba, S.Kom dan I Gusti Putu Mahendra Yasa, S.Kom.
Ida Bagus Mirama Puja Manuaba adalah angkatan pertama tahun 2002 dan mantan Ketua Senat pertama sekaligus salah satu alumni pertama ITB STIKOM Bali, kini menjadi pejabat fungsional pada Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Pemerintah Kota Denpasar.
Tamat dari STMIK STIKOM Bali (kala itu masih sekolah tinggi), Bagus Puja bersama manajemen STIKOM Bali ikut merintis berdirinya SMK TI Bali Globali Denpasar dan menjadi guru di sekolah itu selama setahun sebelum menjadi ASN Pemkot Denpasar.
Sedangkan Gusti Putu Mahendra Yasa, S.Kom adalah ketua alumni periode 2022-2024. Dia adalah Konsultan IT melalui perusahaannya, Localhost Technology. Mahendra Yasa yang angkatan 2004, juga mantan aktvis senat, sebagai ketua alumni, dia berjanji dalam waktu dua tahun ke depan akan membangun soliditas antaralumni agar bersama-sama ikut membesarkan ITB STIKOM Bali.
“Bila perlu STIKOM Bali menjadi universitas,” kata Mahendra Yasa.
Yang menarik dari gala dinner ini adalah, para alumni yang kini sukses menjadi pengusaha muda di bidang teknologi informasi ramai-ramai menandatangani MoU dengan kampusnya, ITB STIKOM Bali untuk implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Tak hanya itu, para alumni itu juga memberikan penghargaan khusus kepada Rektor ITB STIKOM Bali Dr. Dadang Hermawan berupa piala ukiran kayu khas Bali bertuliskan Dua Dekade.
“Salah satu ukuran keberhasilan perguruan tinggi adalah alumni menjadi orang suskes, menjadi pengusaha dan memberi manfaat bagi orang lain,” ujar Dadang.
ITB STIKOM Bali yang awalnya bernama STMIK STIKOM Bali telah melahirkan alumni sebanyak 9.000 orang yang kini tersebar di seluruh Indonesia bahkan beberapa di antaranya kerja di luar negeri. Dadang mengakui peran alumni selama ini terhadap perkembangan ITB STIKOM Bali sangatlah bagus antara lain, merekomendasikan adik-adiknya kuliah di ITB STIlOM Bali.
“Salah seorang alumni kami di Singapura itulah yang membuka akses bagi ITB STIKOM Bali bekerjasama dengan sebuah lembaga di Singapura untuk program kuliah sambil magang online di Singapura,” kata Dadamg Hermawan.
“Dulu, kami berempat sebagai pendiri berkomitmen membangun kampus untuk membangun negeri melalui tagline Always The Fisrt. Kini memasuki usia 20 tahun tagline kita adalah membangun negeri untuk negeri,” lanjutnya.
Ketua Yayasan Widya Dharma Shanti Denpasar sebagai induk ITB STIKOM Bali, Drs. Ida Bagus Dharmadiaksa, M.Si, Ak mengatakan, tak menyangka kampus yang mereka dirikan pada 10 Agustus 2002 lalu kini menjadi perguruan tinggi swasta nomor satu di Bali dan Nusa Tenggara.
“Padahal, dulu perkenalan kami berempat hanya iseng-iseng saja, lalu kami sepakat mendirikan kampus. Makanya kami dirikan yayasan. Dulu siapa jadi rektor, siapa ketua yayasan gak ada yang mau. Akhirnya kami sepakat pak Dadang jadi rektor, kami yang lain di yayasan,” Kata pensiunan dosen FE Unud ini. (rsn/*)