Selubung Batu Lava Monumen Bajrasandhi Dibersihkan dengan Semprot Uap Panas

oleh
Perusahaan Asal Jerman Kärcher melakukan pembersihan batu lava hitam di bangunan monumen ikonik Bajrasandhi, Renon, Denpasar - foto: Koranjuri.com

KORANJURI.COM – Monumen Bajrasandhi di Renon, Denpasar, disejajarkan dengan 192 monumen ikonik yang ada di seluruh dunia. Selama hampir dua pekan, Kärcher asal Jerman melakukan pembersihan bangunan di monumen perjuangan rakyat Bali itu.

Managing Director Kärcher Indonesia Mateus Bernath mengatakan, proyek sebelumnya dilakukan di Monumen Nasional (Monas) Jakarta pada tahun 2014.

“Sudah sepuluh tahun setelah Monas, baru kita melakukan proyek yang sama di Monumen Bajrasandhi, Denpasar ini,” kata Mateus, Rabu, 19 Juni 2024.

Menurutnya, bebatuan lava yang jadi struktur seluruh bangunan punya tingkat kesulitan yang tinggi. Dirinya mengaku, pihaknya baru pertama kali melakukan pekerjaan material bebatuan alam sebagai fasad monumen.

Batu-batu hitam yang berongga itu dibersihkan dengan teknik penyemprotan uap bertekanan tinggi. Hal itu dilakukan agar untuk menghilangkan mikroorganisme yang akan merusak permukaan batu.

“Pembersihan uap hampir sepenuhnya menghilangkan komponen tekanan, dengan suhu sekitar 95°C pada permukaan batu, sehingga menghilangkan lumut dan tanaman yang akarnya dapat merusak,” jelas Mateus.

Kepala Dinas Kebudayaan Bali I Gede Arya Sugiartha mengatakan, usia Monumen Bajrasandhi telah mencapai 23 tahun. Selama ini, perawatan dilakukan dengan cara pembersihan permukaan.

“Ini sangat monumental, tapi masuk kategori museum, ada 30 diorama yang menggambarkan perjuangan rakyat Bali sehingga patut kita rawat. Monumen ini juga salah satu objek pariwisata yang paling ramai dikunjungi oleh pelajar dan mahasiswa,” jelas Gede Arya.

Monumen Bajrasandhi berbentuk menyerupai lonceng atau bajra yang digunakan oleh pendeta Hindu Bali. Bangunan monumental itu memiliki eksterior yang kaya dengan detail ornamen Bali.

Gede Arya mengatakan, desain arsitektur mencerminkan ajaran filosofis Hindu dan melambangkan nasionalisme dengan 17 gerbang utama, 8 pilar dengan ketinggian 45 meter yang mewakili Hari Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945.

“Arsitektur bangunan dirancang oleh Ir. Ida Bagus Gede Yadnya pada tahun 1981, monumen ini mencerminkan makna budaya yang mendalam,” ujar Gede Arya. (Way)