KORANJURI.COM – Periode peak season mendorong peningkatan harga properti di Bali. Pada triwulan III 2024 tercatat 122,62 atau tumbuh 9,86% (yoy) dari triwulan yang sama di tahun 2023, dengan indeks sebesar 111,62.
Hasil Survei Perkembangan Properti Komersial (PPKom) mengindikasikan peningkatan harga sewa properti ritel dan apartemen. Masing-masing tumbuh sebesar 14,61% (yoy) dan 18,24% (yoy).
Pada triwulan sebelumnya PPKom mencatat pertumbuhan properti ritel tercatat 15,09% (yoy) untuk sewa ritel dan 9,71% (yoy) untuk sewa apartemen.
Sedangkan, harga sewa properti hotel dan perkantoran juga tumbuh masing-masing sebesar 9,87% (yoy) dan 5,06% (yoy).
“Peningkatan harga properti komersial turut didorong peningkatan aktivitas pariwisata,” kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Erwin Soeriadimadja, Jumat, 29 November 2024.
Permintaan properti komersial di Bali ditunjukkan dengan pertumbuhan Indeks Permintaan Properti sebesar 10,45% (yoy) pada triwulan III 2024.
Adapun peningkatan permintaan properti terjadi pada sewa perkantoran sebesar 36,43% (yoy), sewa ritel sebesar 38,88% (yoy), dan hotel 6,85% (yoy).
Sedangkan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali mencatat, pada triwulan III 2024, pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) lapangan usaha Real Estate tumbuh sebesar 1,84% (yoy).
Di sisi lain, pertumbuhan Indeks Pasokan Properti Komersial tumbuh 3,08% (yoy) dari triwulan sebelumnya yang sebesar 2,15% (yoy).
“Peningkatan pasokan terutama terjadi pada kategori properti apartemen dan ritel,” kata Erwin.
Survei PPKom merupakan survei triwulanan bertujuan untuk mendapatkan informasi dini mengenai indikasi perkembangan properti komersial tapi tidak termasuk properti residensial.
Pelaksanaan Survei PPKom dilakukan
terhadap sampel pemilik, pengelola, dan/atau agen pemasaran dari masing-masing jenis properti di Bali. (Way)