KORANJURI.COM – Kementerian Pariwisata akan mengembangkan program pariwisata 3B yang menghubungkan Banyuwangi, Bali Barat dan Bali Utara.
Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Enik Ermawati atau Ni Luh Puspa mengatakan, pihaknya akan menggandeng travel agent dari China untuk mengemas produk itu.
“Laporan dari kedeputian destinasi ada pembicaraan dengan travel agent dari China yang diperkirakan tahun ini, ada 200 ribu akan masuk ke Indonesia,” kata Ni Luh Puspa di Denpasar, Sabtu (22/3/2025).
Dari angka itu, Kementerian Pariwisata akan meminta 20 persen wisman asal negeri bambu untuk terbang ke Banyuwangi. Nantinya, wisatawan itu akan melanjutkan perjalanan menyeberang ke Bali menggunakan Ferry.
“Jadi bisa langsung ke Bali Barat dan Bali Utara, mungkin bisa juga diteruskan ke Bali Timur,” kata Ni Luh Puspa.
Menurutnya, Bali Utara punya potensi untuk dikembangkan terutama infrastruktur dermaga. Mengingat, sejumlah Cruise ada juga yang bersandar di perairan Bali Utara.
“Tapi sekali lagi kendalanya di infrastruktur, jadi butuh kerja bersama, kolaborasi, maka kita juga bicara dengan kementerian PU, perhubungan, BUMN untuk mengembangkan Bali Utara,” ujarnya.
Menurutnya, dalam konsep pariwisata Bali ke depan yakni berkualitas dan berkelanjutan. Pengembangan destinasi Bali Utara dan Timur tidak copy paste dengan yang ada di Bali Selatan.
Konsep regeneratif tourism, kata Ni Luh Puspa, adalah masa depan Bali.
“Kita mau ngapain kalau tidak melakukan pemulihan,” kata Ni Luh Puspa.
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), tidak ada lagi destinasi super prioritas. Tapi, 10 destinasi prioritas dan 3 regeneratif tourism.
Sedangkan, 5 program prioritas yang dikembangkan Kemenparekraf yakni, gerakan wisata bersih, mendorong destinasi mampu menangani sampahnya sendiri.
Tourism 5.0 yang terkait dengan promosi, gastronomi, marine tourism dan wellness tourism.
“Bali masuknya regeneratif tourism. Artinya, ini adalah kolaborasi untuk pariwisata Bali,” jelas Ni Luh Puspa. (Way)