KORANJURI.COM – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Bali memberikan 3.000 bibit cabai ke setiap Kabupaten/Kota di Bali. Kabupaten Buleleng, mendapatkan 6.000 bibit.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho mengatakan, pemberian bantuan bibit cabai ini upaya untuk pengendalian inflasi pangan.
“Melalui kegiatan urban farming bibit cabai diharapkan masyarakat dapat memenuhi kebutuhan cabai sehari-hari dari pekarangan rumah,” kata Trisno Nugroho di Denpasar, Sabtu, 8 Oktober 2022.
Menurutnya, Provinsi Bali mengusung program ‘Merdeka 77.000’ dengan membagikan 77.000 bibit cabai yang didistribusikan
kepada PKK di 9 Kota/Kabupaten, Desa dan UMKM binaan Bank Indonesia, Pasraman dan Pesantren.
Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta mengapresiasi langkah pengendalian inflasi yang ditempuh Bank Indonesia. Banyak kalangan masyarakat yang tidak menyadari bahaya inflasi bagi suatu negara.
“Padahal masyarakat kecil yang paling terdampak dari gejolak ekonomi khususnya inflasi,” kata Suwirta.
Dijelaskan lagi, menjaga inflasi yang paling mudah dimulai dari rumah tangga. Dengan memenuhi kebutuhan pangan dari perkarangan, inflasi tidak berdampak signifikan.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Gusti Agung Diah Utari mengusulkan, pembentukan unit usaha dalam bentuk UMKM atau Perusda yang berfungsi sebagai offtaker pasca panen.
Hal tersebut diperlukan agar seluruh hasil produksi panen petani khususnya cabai terserap dan harga tetap stabil.
“Perlu dipertimbangkan membentuk usaha pengolahan atau hilirisasi untuk hasil pertanian cabai seperti pembuatan bubuk cabai, pasta dan lainnya,” kata Diah.
Dari pengalaman yang ada, kata Diah, harga cabai di Bali biasanya mengalami kenaikan di bulan November hingga Desember. (Way)
Baca Artikel Lain KORANJURI di GOOGLE NEWS