Keberanian Mengelola Berkah Alam Desa Kutuh

oleh
Candi Bentar yang menjadi gerbang utama menuju Pantai Pandawa di Desa Kutuh - foto: Koranjuri com

KORANJURI.COM – Berbicara soal Desa Kutuh tak lepas dari pantai bertebing ikonik di wilayah Bali Selatan. Pantai Pandawa menjadi pionir pengembangan wisata alam yang mampu meningkatkan perekonomian masyarakat desa.

Pantai Kutuh atau sekarang berubah nama jadi pantai Pandawa menjadi modal besar bagi desa Kutuh dalam meraih kategori Desa Mandiri, mapan secara ekonomi dan mampu menghidupi 2.000 KK dengan 5.500 jumlah penduduk.

Sekretaris Desa Kutuh Ir. I Nyoman Camang mengatakan, Pantai Pandawa pendapatan rata-rata per kapita warganya Rp76 juta per tahun.

“Atau berkisar 6 juta/bulan per orang. Untuk pemasukan dari tiket masuk ke Pantai Pandawa berkisar Rp50 miliar per tahun,” kata Nyoman Camang, Minggu, 29 September 2024.

Sebagai Desa Mandiri, Kutuh berhasil menghapus angka kemiskinan warganya dan mencapai nol pengangguran. Mayoritas warga bekerja di bidang pariwisata. Menurut Nyoman Camang, sumber penghasilan sebagian warganya juga didapat dari usaha pariwisata di Pantai Pandawa.

Kantor Desa Kutuh – foto: Koranjuri.com

Camang mengatakan, mereka memiliki usaha seperti penjualan suvenir atau baju-baju di kios pantai Pandawa. Di luar itu, sebagian warga juga bekerja menawarkan jasa pariwisata untuk wisatawan.

“Kami di sini punya Bumdes yang didirikan melalui Dana Desa di tahun 2016. Bidang usahanya meliputi, penyediaan barang jasa, pengelolaan spa, dan kami tengah mengembangkan pertashop,” kata Nyoman Camang.

Desa Kutuh juga jadi salah satu desa di Bali yang selama satu dekade berturut-turut berhasil mengunduh Dana Desa. Melalui anggaran yang digelontorkan pemerintah itu, perekonomian di Desa Kutuh mulai meningkat.

Nyoman Camang menyebut, pengelolaan dana desa itu salah satunya untuk mendirikan bank desa atau Lembaga Perkreditan Desa (LPD). LPD itu berjalan dan terus berkembang dalam membantu penyaluran dana segar untuk usaha bagi warganya.

“Di awal mendapatkan dana desa peruntukannya untuk pengembangan pariwisata. Seperti patung pandawa di tebing itu dibangun menggunakan dana desa,” kata Nyoman Camang.

“Di tahun pertama, dana desa yang kami terima Rp300 juta, kemudian naik jadi Rp600 juta, Rp800 juta dan terakhir diterima diatas Rp1 milyar,” tambahnya.

Pantai Pandawa di Desa Kutuh dengan tebing ikonik – foto: Koranjuri com

Di tengah ramainya pengembangan baru destinasi wisata, Desa Kutuh berusaha mengikuti ritme perubahan yang terjadi. Nyoman Camang menyadari, masa kejayaan Pantai Pandawa dengan tebing ikonik itu, sudah mulai menurun.

Hal itu menurutnya, dipengaruhi oleh pembukaan destinasi wisata baru yang terus berkembang. Jika di salah satu hari pada tahun 2014, jumlah kunjungan sempat tembus hingga 40 ribu pengunjung per hari, saat ini, rata-rata kunjungan 10.000 hingga 15 ribu per hari.

Namun, kondisi itu diantisipasi melalui master plan peningkatan perekonomian desa dengan menggali peluang baru. Nyoman Camang mengatakan, LPD yang dikelola desa saat ini memberikan penyaluran dana usaha untuk usia produktif.

Penyaluran kredit usaha itu ditujukan untuk perorangan maupun kelompok.

“Tapi itu tergantung masyarakat yang memanfaatkan kesempatan ini. Kalau dulu masih dalam kategori desa miskin mereka mencari dana, kalau sekarang dananya sudah menunggu, tinggal mereka saja, ada ide atau tidak,” kata Nyoman Camang.

“Saat ini kita harus mampu bergerak lebih cepat dengan adanya support dari banyak pihak terutama pemerintah,” tambahnya. (Way)

KORANJURI.com di Google News