Bupati Serahkan Bantuan Gubernur Jateng untuk Korban Bencana Purworejo

    


Bupati Purworejo Agus Bastian, saat memberikan bantuan dari Gubernur Jateng untuk para korban bencana banjir dan tanah longsor tahun 2017, di aula kantor BPBD Purworejo, Kamis (26/4) - foto: Sujono/Koranjuri.com

KORANJURI.COM – 32 warga dari 4 kecamatan di Kabupaten Purworejo, yakni dari kecamatan Loano, Kaligesing. Purwodadi, dan Bagelen, korban bencana banjir dan tanah longsor tahun 2017, mendapat bantuan dari Gubernur Jawa Tengah.

Pemberian bantuan ini, dilakukan oleh Bupati Purworejo Agus Bastian, Kamis (26/4), di aula kantor BPBD Kabupaten Purworejo, dengan disaksikan Kepala BPBD Purworejo, Budi Harjono, Kepala Bank Jateng Cabang Purworejo, Yulistyawan S Hartanto, serta Asisten 1 Setda, Murwanto, dan segenap tamu undangan.

Menurut Budi Harjono, para penerima bantuan ini, untuk rumah dalam kondisi rusak total (5 rumah), mendapat bantuan Rp 15 juta per rumah, 25 rumah rusak berat, mendapat bantuan Rp 10 juta per rumah, serta bantuan untuk 2 mushola, masing-masing Rp 10 juta.

Kata Budi Harjono, pada bulan November dan Desember tahun lalu, di berbagai wilayah Purworejo terjadi bencana. Hal ini mengakibatkan sejumlah kerusakan, baik insfratuktur maupun rumah.

‘Untuk kerusakan rumah, ada yang langsung mendapat bantuan dari Pemda. Beberapa yang tidak terjangkau, dimintakan bantuan ke gubernur. Bantuan kali ini, merupakan bantuan tahap 1, yang langsung masuk rekening. Kami minta camat dan lurah ikut mengawasi,” kata Budi Harjono.

Menurut Bupati Purworejo, bantuan tersebut bersumber dari Bantuan Tidak Terduga (BTT) Gubernur Jawa Tengah, dan disetujui sebesar Rp 425 juta. Namun saat ini, yang diserahkan senilai Rp 345 juta, sedangkan sisanya belum diserahkan dengan pertimbangan masih dalam proses pengusulan untuk relokasi.

“Kabupaten Purworejo, merupakan wilayah rawan bencana alam. Oleh karena itu, saya minta kepada seluruh warga masyarakat agar selalu bersikap waspada terhadap bencana alam dan senantiasa meningkatkan pengetahuan tentang tanda-tanda alam setempat yang bisa menjadi indikasi akan adanya ancaman bencana, terutama dalam menghadapi kondisi cuaca yang tidak menentu seperti saat ini,” ujar Agus Bastian.

Bupati minta untuk menggiatkan kegiatan ronda malam dan mengaktifkan jaga baya, sebagai salah satu bentuk early warning system (sistem peringatan dini). Karena sistem peringatan dini semacam itu, ternyata masih cukup efektif untuk diterapkan di Purworejo yang sebagian wilayahnya adalah pedesaan.

Pada para kepala desa, lurah dan camat, Bupati minta segera berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah dan BPBD jika di wilayahnya terjadi bencana alam. Segera lakukan koordinasi secepatnya, sehingga bantuan dan penanganan bisa segera diberikan terutama bahan makanan bagi para korban.

“Kita tidak tahu entah kapan bencana akan datang, karena itu adalah rencana dan kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa. Namun sebagai manusia, selain berserah diri dan bertawakal, kita dituntut selalu waspada terhadap berbagai kemungkinan,” pungkas Bupati Purworejo. (Jon)