BMKG Nyatakan Ancaman Tsunami Akibat Gempa Laut Flores Berakhir

oleh
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Dwikorita Karnawati - foto: Koranjuri. com

KORANJURI.COM – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan ancaman potensi tsunami akibat gempa di Laut Flores sudah berakhir.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Dwikorita Karnawati menyatakan, gempa bumi tektonik dengan magnitudo 7.5 di Laut Flores pada Selasa (14/12/2021) pukul 11.20 WITA berada di kedalaman 10 km.

“Hingga pukul 13.20 WITA, atau 2 jam setelah gempa maka peringatan dini tsunami dinyatakan telah berakhir. Masyarakat sudah bisa kembali ke tempat masing-masing,” kata Dwikorita, Selasa, 14 Desember 2021.

Kepala BMKG juga mengingatkan masyarakat agar tetap waspada. Mengingat, hingga pukul 12.40 WITA tercatat masih terjadi gempa susulan. Dikatakan, ada 15 aktifitas gempa susulan dengan kekuatan maksimum 5,6.

Namun, menurut Dwikorita, kecenderungan gempa semakin melemah. BMKG merekomendasikan masyarakat agar tenang dan tidak terpengaruh oleh isu tak bertanggungjawab.

“Karena gempa susulan masih terjadi agar masyarakat menghindari bangunan rusak oleh gempa. Pastikan bangunan cukup tahan gempa dan tidak ada kerusakan,” jelas Dwikorita.

BMKG mengingatkan, masyarakat di Flores Timur bagian Utara dan Pulau Lembata agar tetap tenang. Namun, menurut Dwikorita, apabila sewaktu-waktu ada guncangan kuat di tepi pantai, masyarakat mencari tempat lebih aman.

“Jangan tunggu sirine, atau gempa dirasakan lebih dari 10 hitungan segera mencari tempat lebih tinggi,” kata Dwikorita.

“Gempa bumi yang terjadi merupakan gempa bumi dangkal akibat sesar aktif di laut Flores. Hasil analisis mekanisme gempa bumi akibat patahan geser,” tambahnya.

Dampak gempa dirasakan di daerah Ruteng, Labuan Bajo, Larantuka, Maumere, Adonara dan Lembata. Di wilayah tersebut, kata Dwikorita, skala goncangan 3-4 MMI atau dirasakan oleh banyak orang di dalam rumah di siang hari.

Dikatakan, hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa berpotensi tsunami dengan tingkat ancaman waspada. Artinya, maksimum ketinggian tsunami 0,5 meter.

“Ancaman waspada terjadi di flores Timur bagian utara dan pulau Sikka, Sikka bagian utara dan Pulau Lembata,” jelasnya.

Hasil monitoring alat pengukur muka air laut menunjukkan adanya kenaikan muka air laut setinggi 7 cm. (Way)

KORANJURI.com di Google News