Alasan Pengelola Monkey Forest Belum Buka untuk Umum

oleh
Bendesa Adat Padang Tegal Ubud, I Made Gandra saat ditemui di Monkey Forest Ubud - foto: Catur/Koranjuri.com

KORANJURI.COM – Meski sudah terverifikasi, obyek wisata Monkey Forest belum terbuka untuk umum.

“Kita belum berani buka untuk umum, 95% wisatawan yang datang sebelumnya adalah wisatawan mancanegara,” jelas Bendesa Adat Padang Tegal, Made Gandra, Kamis (6/8/2020).

Mengingat, sampai saat ini, kunjungan wisatawan mancanegara baru mulai dibuka aksesnya pada 11 September mendatang. Gandra mengatakan, selama ini kunjungan ke daerah tujuan wisata itu didominasi oleh orang asing.

“Ini masih menunggu dibukanya kunjungan wisatawan mancanegara, bila itu dibuka, maka obyek akan dibuka,” jelasnya lagi.

Wisatawan lokal yang masuk ke obyek wisata per hari rata-rata mencapai 500 orang, dengan harga tiket Rp 40 ribu. Sedangkan, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara rata-rata mencapai 5.500 per hari, dengan harga tiket Rp 80 ribu.

“Andalan pemasukan dari turis mancanegara, itu sebabnya kami belum buka. Andaikan dipaksakan dibuka, sepertinya pemasukan dengan operasional tidak balance,” ujarnya demikian.

Walau demikian, pengelola obyek tetap mempersiapkan diri dengan membuat video promosi dan kesiapan sarana prasarana untuk menghadapi kunjungan wisatawan asing.

“Nanti ada pembatasan jumlah wisatawan maksimal 2.000 wisatawan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat,” ujarnya.

Luas obyek wisata Monkey Forest mencapai 26 hektar dengan 200 orang pekerja. Biaya kegiatan operasional sebulan menghabiskan biaya Rp 120 juta. Termasuk operasional pakan monyet.

“Pertengahan Agustus nanti kita coba membuat promosi ke mancanegara, agar wisatawan merasa nyaman dan aman, untuk mengunjungi Monkey Forest,” jelas Gandra. (ning)

KORANJURI.com di Google News