KORANJURI.COM – 2 Desa di Bali mendapat pengakuan dari UNESCO sebagai Desa Siaga Tsunami atau Tsunami Ready Community.
Kedua desa itu yakni, Desa Tanjung Benoa, Kabupaten Badung, menjadi desa pertama di Indonesia yang dikukuhkan sebagai Tsunami Ready Community oleh UNESCO di tahun 2022.
Kemudian, pada peringatan 20 tahun tsunami Aceh, Desa Pengastulan Kabupaten Buleleng juga dikukuhkan sebagai Desa Siaga Tsunami.
Pengukuhan dilakukan bertepatan dengan kegiatan The 2nd UNESCO-IOC Global Tsunami Symposium pada 10–14 November 2024 di Banda Aceh.
Kedua perwakilan desa siaga tsunami menghadiri acara simposium tersebut. Dari Desa Tanjung Benoa diwakili oleh Ketua FPRB Desa Tanjung Benoa, Dr. I Wayan Deddy Sumantra, S.Sn., M.Si., dan Desa Pengastulan diwakili oleh Sekretaris Desa Muhammad Ali.
“Komunitas Tanjung Benoa berbagi pengalaman tentang dampak positif program ini terhadap kehidupan pariwisata di Tanjung Benoa,” kata Wayan Dedy, Minggu, 17 November 2024.
Pulau Bali memiliki tiga sumber gempa bumi yakni, Megathrust Sumba di perairan Selatan Bali, Busur Naik Belakang Flores di bagian Utara, dan 30 sesar aktif di darat.
Sumber gempa itu menjadikan Pulau Bali rawan terhadap bencana gempa bumi dan tsunami. Untuk menghadapi kondisi tersebut, dibutuhkan upaya mitigasi struktural dan nonstruktural.
Jalur megathrust itu berada di wilayah Selatan Bali dimana Desa Tanjung Benoa berlokasi di wilayah itu. Di sisi lain, pertumbuhan akomodasi destinasi wisata di wilayah Selatan Bali cukup masif.
Salah satu upaya nonstruktural yang dapat dilakukan adalah dengan mengikuti program Tsunami Ready Community. Komunitas itu bertujuan untuk membangun masyarakat tangguh dengan kesiapsiagaan menghadapi ancaman tsunami.
Pemprov Bali juga memberikan perhatian khusus terhadap potensi tsunami. Dalam beberapa tahun terakhir, Pemprov Bali memasang alat yang disebut Bali Tsunami Early Warning System (B-TEWS).
Inovasi yang dikembangkan di Bali itu berbasis radio digital dan GSM. Sehingga tidak memerlukan satelit yang biaya perawatannya cukup tinggi. Sirine peringatan dini tsunami tersebut tetap berbunyi dan secara rutin dicoba setiap tanggal 26.
Dari data yang ada, Bali setidaknya pernah mengalami tsunami sebanyak 8 kali. (Way)