13 Anak Ikuti Khitan Ceria di Kampung Siaga Desa Krandegan

    


Para peserta Khitan Ceria berfoto bersama Pak Babin dan Bu Babin - foto: Sujono/Koranjuri.com

KORANJURI.COM – 13 anak mengikuti Khitan Ceria yang diadakan di Desa Krandegan, Kecamatan Bayan, Purworejo, Minggu (26/07/2020).

Desa Krandegan, yang merupakan salah satu pilot project Kampung Siaga Candi di Polres Purworejo itu menggelar sunat massal, sebagai bentuk respon atas penurunan jumlah anak-anak yang melakukan khitan di masa Pandemi Covid-19.

“Berdasarkan data dari ASDOKI (Asosiasi Dokter Khitan Seluruh Indonesia), penurunan jumlahnya cukup signifikan dibanding tahun-tahun sebelumnya,” jelas Kepala Desa Krandegan, Dwinanto.

Disinyalir, menurut Dwinanto, hal ini karena tekanan ekonomi yang dirasakan oleh mayoritas masyarakat, sehingga mereka menunda pelaksanaan khitan untuk anak laki-lakinya. Padahal, khitan adalah salah satu tuntunan dalam ajaran agama Islam.

Dijelaskan pula, selain dihadiri oleh 13 anak-anak peserta Khitan Ceria beserta orangtuanya, hadir pula Kasat Binmas Polres Purworejo, AKP Prayogo mewakili Kapolres Purworejo, jajaran Forkopimca Bayan, serta sejumlah lembaga donatur.

Panitia juga menghadirkan Pak Babin dan Bu Babin yang merupakan tokoh dalam video-video di YouTube yang kehadirannya memang dinantikan oleh anak-anak.

Salah satu peserta Khitan Ceria tengah menjalani proses sunat di mobil operasional Happy Sunat, di balai desa Krandegan, Bayan, Purworejo, Minggu (26/07/2020) - foto: Sujono/Koranjuri.com

Salah satu peserta Khitan Ceria tengah menjalani proses sunat di mobil operasional Happy Sunat, di balai desa Krandegan, Bayan, Purworejo, Minggu (26/07/2020) – foto: Sujono/Koranjuri.com

“Selain dibelikan fasilitas khitan gratis, semua peserta juga mendapat kesempatan foto bareng Pak Babin dan Bu Babin, dan mendapat bingkisan dari Polres, Happy Sunat, dan S3,” terang Dwinanto.

Dalam kesempatan itu, Happy Sunat selaku donatur utama juga mengenalkan Layanan Khitan Go Sunat, dimana proses khitan dilakukan di dalam mobil dan bisa dilakukan di manapun dikehendaki, dengan konsep Home Care dan Home Visit, seperti layanan Gojek.

Dr Arif Budi Santoso yang merupakan warga Desa Krandegan dan pemilik Happy Sunat juga mengenalkan metode baru dimana selesai khitan, langsung kering, bisa aktivitas normal, dan kontrol cukup lewat WA.

“Selain Happy Sunat, donatur lain yang terlibat adalah S3, Koppontren Nuurul Waahid, KSPPS BMT An-Nuur, dan KSPPS BMT Binamas,” ungkap Dwinanto.

Kegiatan Khitan Ceria yang berlangsung lancar itu, menurut Dwinanto, sebagai bukti nyata kerjasama pihak Pemdes Krandegan dengan jajaran kepolisian, TNI, Pemerintah Daerah dan pihak swasta sebagai donatur.

“Doakan kami bisa terus mengabdi dan melayani sebaik mungkin kepada masyarakat,” ujar Dwinanto.

Faris (9), salah satu peserta Khitan Ceria mengungkapkan perasaannya. Siswa kelas III SD Krandegan itu mengaku sedikit takut saat akan disunat. Tapi ketika sunat dilakukan, Faris tak merasakan sakit apa-apa.

“Rasanya seperti digigit semut. Dan saat disunat, saya mainan hp, sehingga tak terasa,” kata Faris, yang langsung bisa beraktivitas normal usai disunat.

Arif, selaku pemilik Happy Sunat menimpali, biaya untuk paket sunat cepat kering metode baru tersebut Rp 1,5 juta. Untuk layanan khitan Go Sunat, pasien tinggal menambah biaya transportasi Rp 200 ribu untuk wilayah Purworejo, dan untuk wilayah luar Purworejo, menyesuaikan jaraknya. (Jon)