Tiga Komponen Penentu Keberhasilan Bali Buka Kedatangan Internasional

oleh
Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oma Artha Ardana Sukawati (kiri) bersama Gubernur Bali Wayan Koster (kanan) - foto: Istimewa

KORANJURI.COM – Border wisatawan internasional melalui bandara Ngurah Rai Bali resmi dibuka, Kamis, 14 Oktober 2021. Wagub Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati mengatakan, penentu keberhasilan membuka pariwisata internasional.

Tiga komponen yang dimaksud yakni, pelaku usaha pariwisata, masyarakat dan pemerintah. Cok Ace menjelaskan, pelaku usaha industri pariwisata telah melakukan sejumlah persiapan antara lain mengikuti sertifikasi cleanliness, health, safety & environment sustainability (CHSE) atau kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan.

“Saat ini tercatat 1.576 tempat usaha termasuk Daerah Tujuan Wisata (DTW) telah mengantongi sertifikat CHSE,” kata Cok Ace di Denpasar, Kamis, 14 Oktober 2021.

Selain itu, pelaku usaha di Pulau Dewata juga aktif menyukseskan program pemanfaatan aplikasi PeduliLindungi yang digencarkan pemerintah. Pemerintah menargetkan 10 ribu aplikasi PeduliLindungi untuk tempat usaha di Bali.

“Hingga tanggal 10 Oktober 2021, 9.322 tempat usaha di Bali telah menggunakan aplikasi PeduliLindungi sebagai syarat masuk,” kata Cok Ace.

Masih terkait kesiapan pelaku usaha, 35 hotel telah disiapkan sebagai tempat karantina bagi wisman yang baru datang. Selain menyiapkan hotel karantina bagi wisman yang negatif Covid-19 dari hasil pemeriksaan swab PCR di bandara, pihaknya juga mengantisipasi kemungkinan adanya wisman yang diketahui positif covid-19 berdasarkan hasil skrining di bandara.

“Kita berharap tak ada yang positif, tapi bagaimanapun tetap harus kita antisipasi. Kalau ada yang positif, kita akan klasifikasi dalam penempatan.

Mereka yang tanpa gejala kita siapkan hotel isolasi yang telah tersertifikasi dan terhubung dengan rumah sakit. Sedangkan yang bergejala akan langsung dirujuk ke rumah sakit,” jelasnya.

Menurut Cok Ace, yang didampingi Kadis Kominfos Bali Gede Pramana menjelaskan, masyarakat sangat antusias menyambut pembukaan Bali untuk wisman.

Antusiasme itu ditunjukkan dengan ketaatan dalam penerapan protokol kesehatan yang menjadi syarat dibukanya Bali untuk dunia luar.

“Kontribusi masyarakat sangat luar biasa. Dari hasil survei, masyarakat Bali paling taat menerapkan prokes, khususnya dalam penggunan masker yaitu mencapai 95 persen,” ujarnya.

Peran aktif masyarakat juga ditunjukkan dengan dukungan terhadap program vaksinasi. Saat ini, vaksinasi tahap pertama telah tuntas 99 persen dan vaksinasi tahap dua mendekati 84 persen.

Selain dukungan pelaku usaha dan masyarakat, pemerintah mengambil peran dalam menyiapkan sarana dan prasarana fasilitas kesehatan.

“Kami menyiapkan 62 RS rujukan dan 25 labolatorium yang siap melayani jika dibutuhkan,” tandasnya.

Sekalipun seluruh elemen telah siap, ia memahami bahwa tidak serta merta wisatawan manca negara akan langsung berdatangan.

Dari hasil pembicaraannya dengan pelaku usaha yang biasa mendatangkan wisman, setidaknya dibutuhkan waktu 3 minggu hingga 1 bulan.

“Hari ini dibuka, hasilnya mungkin baru akan terlihat akhir bulan Oktober atau awal tahun depan. Karena mereka membutuhkan waktu untuk sosialisasi, menyiapkan visa dan bookingan. Tapi kalau yang charter flight, bisa jadi akan datang lebih cepat,” ujarnya. (Way)

KORANJURI.com di Google News