Sumbatan Era Digital, Sekda: Perpustakaan Harus Luwes Bergerak

oleh
Sekretaris Daerah Provinsi Bali I Dewa Made Indra - foto: Istimewa

KORANJURI.COM – Sekretaris Daerah Provinsi Bali I Dewa Made Indra mengatakan, keberadaan perpustakaan harus menyesuaikan perkembangan jaman.

Tantangan terbesar saat ini adanya perubahan zaman dari konvensional ke arah digitalisasi. Menurutnya, perpustakaan selalu ada dan diperlukan sejak dahulu kala hingga akhir zaman.

“Perpustakaan harus terus bergerak, di tangan kita semua perpustakaan harus kita gerakkan dari posisi yang lama ke posisi saat ini. Perubahan sekarang adalah digitalisasi, jika kita tidak siap maka kita juga akan ditinggalkan,” kata Dewa Indra.

Sekda membuka Rakerpus XXV & Seminar Ilmiah Nasional Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) di Hotel Four Points by Sheraton, Ungasan, Badung, Minggu (7/7/2024).

Disebutkan, kalau perpustakaan mulai ditinggalkan maka jadi pertanda yang mengkhawatirkan akan hilangnya literasi.

“Perpustakaan merupakan sumber dari pengetahuan dan kecerdasan kita. Literasi jadi satu metode mencapai kecerdasan yang bersumber dari perpustakaan,” kata Dewa Indra.

Transformasi perpustakaan dari manual ke digital, jadi ruang terbuka untuk berbagi informasi dan pengalaman masyarakat untuk meningkatkan keterampilan.

Deputi II Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Adin Bondan mengungkapkan, saat ini ada 3.696 lokus transformasi perpustakaan berbasis inklusi.

Perpustakaan yang memfasilitasi masyarakat dalam pengembangan potensi itu berdampak terhadap 3 juta warga marjinal.

“Perpustakaan hadir untuk mengadvokasi, memberikan pelatihan agar mereka cakap dalam hidupnya,” jelas Adin Bondan.

Menurutnya, perkembangan teknologi dan kecerdasan buatan membawa perubahan destruktif. Perpustakaan Nasional mengembangkan transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial.

“ini harus diperankan oleh para pustakawan dimanapun menjalankan profesinya,” ujarnya. (Way)

KORANJURI.com di Google News