KORANJURI.COM – Menjawab soal hilangnya data 72 juta KTP elektronik yang tersebar secara viral, Mendagri Tjahjo Kumolo, membantah hal tersebut. Menurut Tjahjo, kabar itu meluas seiring dengan mencuatnya isu terkait dibajaknya data pelanggan telepon seluler.
“Itu hoaks, informasi tak berdasar. Informasi data NIK dan KK pelanggan seluler yang diisukan bocor, juga tidak benar,” jelas Tjahyo melalui rilis di Jakarta, Sabtu, (17/3/2018).
Dikatakan Tjahjo, NIK dan nomor KK yang digunakan untuk registrasi kartu seluler tidak bisa digunakan untuk fraud atau mencurangi Perbankan. Menurutnya, detail data NIK dan KK tak bisa dibuka dan hanya bisa dilihat angkanya saja.
“Yang digunakan operator hanya NIK dan nomor KK berupa angka, tanpa bisa dibuka isi datanya. Kedua nomor itu hanya sebagai verifikator, sesuai atau tidak sesuai (datanya),” kata Tjahjo.
Dengan sistem keamanan berlapis, data KTP elektronik pelanggan masih tetap aman. Sedangkan blangko yang tersedia saat ini hanya 20 juta keping, tidak 72 juta keping seperti yang diisukan.
“Kalau yang hilang 72 juta keping, tak masuk akal. Isu itu dihembuskan untuk membuat resah masyarakat,” ujar Tjahjo. (*)