KORANJURI.COM – Pengolahan sampah menjadi kompos, pembuatan Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) dan pembuatan parfum berbahan bunga jepun atau kamboja menjadi inovasi yang dikembangkan di SMP Dharma Wiweka, Denpasar. Eksibisi itu ditunjukkan siswa pada penilaian Lomba Sekolah Sehat Tingkat Kota Denpasar, Rabu, 7 Juni 2017.
Tahun ini, SMP Dharma Wiweka Denpasar ditunjuk sebagai duta Kecamatan Denpasar dalam kegiatan lomba sekolah sehat. Menurut Camat Denpasar Selatan, Anak Agung Risnawa, terpilihnya sekolah itu sekaligus sebagai pilot project sekolah lain yang berada dalam satu wilayah.
“Kesehatan dengan pendidikan saling bersinergi. Usaha ini harus dibangun sejak dini untuk menumbuhkan kesadaran siswa,” jelas Risnawa yang menghadiri acara itu.
Dikatakan lagi, pelayanan Usaha Kesehatan Sekolah harus dilakukan secara preventif dan promotif. Dengan demikian, pengetahuan yang didapat siswa di sekolah akan ditularkan ke lingkup yang lebih luas di lingkungan mereka tinggal.
Dari catatan yang ada, kesadaran terhadap pentingnya kesehatan di masyarakat saat ini sangat memprihatinkan. Rendahnya pengetahuan hidup sehat menyebabkan 16 juta anak perempuan di Indonesia, rentang usia 15-19, telah melahirkan. Lebih parah lagi, 40 persen penyandang HIV diderita oleh remaja dan usia dewasa muda.
Melihat situasi itu, kata Kepala SMP Dharma Wiweka, I Nyoman Mariana, UKS memiliki peranan yang penting. Dengan adanya UKS dan pemahaman kesehatan mendasar, menjadi cermin sekolah sehat.
“Selain, untuk mengetahui kondisi kesehatan sekolah dan memotivasi derajat kesehatan anak didik,” ujar Mariana.
Dalam lomba itu, kesadaran akan pentingnya lingkungan sehat, menurut Nyoman Mariana, menjadi tujuan utama. “Juara atau tidak, bagi kami bukan tujuan utama tapi kesadaran kesehatan ini jadi langkah dalam menciptakan sekolah bersih indah dan sehat,” tambah Nyoman Mariana.
Sementara, penilaian yang dilakukan pada Lomba Sekolah Sehat Tingkat Kota Denpasar itu terdiri dari beberapa variabel diantaranya, ruang fisik sekolah yang dilakukan oleh tim dari Kesra, ruang UKS, administrasi UKS dan manajemen UKS oleh tim dari Dinas Kesehatan, kebun dan pagar sekolah oleh tim penilai dari Dinas Pertanian dan dinas Kebersihan, Kamar mandi, pengelolaan limbah oleh PMI dan PKK serta Dinas kesehatan, termasuk disitu ketersediaan tempat ibadah oleh tim dari Kementerian Agama.
“Kami memiliki tempat ibadah masing-masing pemeluk agama. Mengingat, warga sekolah kami, khususnya siswa, berasal dari latar belakang yang majemuk,” ujar Nyoman Mariana.
Hasil penilaian lomba ini akan menjadi penentu ke lomba yang sama di tingkat provinsi Bali. “Dari hasil evaluasi,apabila dapat peringkat 1 akan wakili kota di tahun 2018 ke tingkat provinsi,” ujarnya demikian.
Way