KORANJURI.COM – SMPN 23 Purworejo menggelar Karnaval Kebhinekaan, Sabtu (26/08/2023). Kegiatan yang diikuti ratusan siswa dari semua kelas ini, merupakan puncak dari kegiatan P5 (Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila).
Dalam karnaval menggunakan sepeda hias ini, siswa menampilkan keanekaragaman budaya yang ada di Indonesia. Tiap-tiap kelas menampilkan budaya dari propinsi- propinsi yang penentuannya dengan cara diundi.
Dibuka dan dipimpin oleh Kepala SMPN 23 Purworejo Bambang Nur Haryadi, S.Pd., karnaval mengambil rute sejauh kurang lebih 12 km. Dengan mengambil start dari lapangan sekolah, karnaval melewati desa-desa di sekitar sekolah, yakni Desa Bayan, Beringin, Jrakah Sambeng, Pucangagung, Pekutan dan kembali ke sekolah.
Tri Rahayu, S.Pd., selaku Waka Kurikulum SMPN 23 Purworejo menyebut, ada keanekaragaman budaya dari 18 propinsi se Indonesia yang ditampilkan dalam Karnaval Kebhinekaan ini, menyesuaikan dengan jumlah kelas yang ada. Jadi setiap kelas menampilkan budaya dan keanekaragaman yang ada di provinsi yang ditampilkan, seperti pakaian adat, rumah adat, lagu/nyanyian adat, makanan khas atau lainnya.
Untuk menyemarakkan karnaval ini, ujar Tri, pihaknya sudah melakukan tembusan ke SD-SD yang dilewati karnaval dan meminta siswanya untuk menyambut karnaval. Hal itu bertujuan, selain untuk promosi juga memperkenalkan dan pemahaman terkait P5. Dengan tema Bhinneka Tunggal Ika, mereka juga diberikan pemahaman tentang berbagai macam budaya yang bisa dibentuk dalam bentuk karnaval.
“Kegiatan hari ini merupakan puncak dari pelaksanaan P5 dengan tema Bhinneka Tunggal Ika,” jelas Tri, di sela kegiatan.
Menurutnya, P5 yang ada dalam Kurikulum Merdeka memang khusus untuk kelas 7 dan 8. Namun untuk memeriahkan kegiatan ini, kelas 9 juga dilibatkan. Dengan adanya pengundian untuk propinsi yang akan ditampilkan, menjadikan siswa berusaha untuk mencari informasi terkait propinsi tersebut.
Di setiap kelas, kata Tri, didampingi dua fasilitator. Setelah pengundian propinsi, fasilitator segera memberi arahan dengan memberi pemahaman tentang budaya, termasuk didalamnya lagu, kostum/pakaian adat, kuliner dan lainnya yang ada di masing-masing provinsi itu
“Kegiatan P5 ini dimulai sejak Senin (21/08/2023) dengan pemahaman dulu tentang budaya yang ada di Indonesia. Dilanjutkan dengan persiapan dari Selasa (22/08/2023) hingga Jum’at (25/08/2023),” ungkap Tri.
Selama proses tersebut, jelas Tri, ada semacam penilaian sejak awal proses pembuatan produk P5 ini, yakni mengambil dimensi beriman bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkebhinnekaan global, gotong royong mandiri. Jadi semua dimensi itu harapannya termaktub di peserta didik.
Untuk elemennya, terang Tri, ada akhlak pribadi, akhlak kepada manusia, mengenal dan menghargai budaya, komunikasi dan interaksi antar budaya, kepedulian dan pemahaman diri situasi yang dihadapi. Sehingga di aktifitas itu penilaiannya sejak awal, apakah siswa bisa bekerja sama dengan teman, bagaimana dia dalam pemahaman ketika terjadi perbedaan pendapat antar teman atau lainnya.
“Karena di kegiatan ini otomatis butuh sekali koordinasi sesama seperti itu. Terus siswa betul-betul pahami, bahwa Indonesia itu terdiri dari berbagai macam budaya di mana kita harus bersatu,” kata Tri, yang berharap para siswa memiliki karakter seperti yang ada di dimensi maupun sub elemen tadi.
Kepala SMPN 23 Purworejo Bambang Nur Haryadi, S.Pd., menyampaikan, dengan adanya P5 ini merupakan kegiatan yang luar biasa, sebagai kenangan-kenangan untuk anak-anak dan menjadikannya pengalaman yang luar biasa pula.
“Ini menjadikan anak bisa bekerjasama, berinsiatif untuk berkarya dengan berkreasi, kreatif, untuk menciptakan hal yang menunjang/mendukung adanya kegiatan Kebhinneka Tunggalikaan terkait budaya di Indonesia,” pungkas Bambang. (Jon)
Baca Artikel Lain KORANJURI di GOOGLE NEWS