Pertemuan Koster dengan Pejabat Provinsi Yunnan Bahas Isu Budaya dan Lingkungan

oleh
Gubernur Bali Wayan Koster menerima kunjungan pejabat Provinsi Yunnan, China di Rumah Jabatan Jaya Sabha, Denpasar pada Selasa (17/12/2019) - foto: Istimewa

KORANJURI.COM – Gubernur Bali Wayan Koster menerima kunjungan pejabat Provinsi Yunnan, China di Rumah Jabatan Jaya Sabha, Denpasar pada Selasa (17/12/2019).

Pertemuan itu membahas proyeksi kerjasama kedepan antara kedua provinsi Bali dan Yunnan. Menurut Gubernur Koster mengatakan, kerja kerasnya menata Bali saat ini, berkaitan dengan upayanya mempertahankan Bali sebagai destinasi pariwisata favorit dunia.

“Kita akui Bali mengalami kemerosotan, baik itu alam, manusia dan budayanya. Kami sekarang tengah bekerja keras dalam menata Bali,” kata Koster.

Kemerosotan terhadap budaya dan manusia, menurut Gubernur asal Desa Sembiran, Buleleng ini, ternyata berdampak langsung dengan penurunan sektor ekonomi, sosial dan pariwisata.
Terlebih lagi, menurutnya, Bali tidak punya sumber daya alam yang memadai.

“Masyarakat Bali kebanyakan petani, dan kekayaan yang utama adalah seni, tradisi, adat istiadat, budaya yang kaya secara turun temurun. Ini yang membuat Bali dikenal sebagai destinasi wisata dunia,” jelas Koster.

Dalam pertemuan itu, Gubernur juga mengangkat isu lingkungan dari sejumlah kebijakan pembatasan sampah plastik sekali pakai, pengolahan sampah berbasis rumah tangga, mauoun sistem pertanian organik, energi bersih dan kendaraan listrik berbasis baterai.

Seperti diketahui, saat ini jumlah wisatawan asal negeri tirai bambu menduduki peringkat pertama terbanyak yang berkunjung ke Bali.

“Tentunya kami juga berharap lebih banyak lagi wisatawan asal Yunnan yang datang melancong ke Bali,” jelas Wayan Koster.

Wakil Gubernur Provinsi Yunnan, Zong Guoying melihat Bali dan Yunnan memiliki kesamaan dalam budaya lokal yang khas.

“Saya kira pertukaran dan pembelajaran budaya sangat mungkin dilakukan,” kata
Guoying.

Yunnan juga dikenal sebagai provinsi di China yang menerapkan pembangkit listrik ramah lingkungan terkemuka di Asia, bahkan dunia. Selain itu,
Gouying berharap ada kerjasama digitalisasi layanan wisata, pertanian dan yang terutama, penggunaan energi bersih, baru dan terbarukan.

“Sehingga kami menyambut baik jika nantinya ada kerjasama dengan Bali,” jelas Gouyin. (*/Way)

KORANJURI.com di Google News