KORANJURI.COM – Anak Agung Dewi Liana Pertiwi (16) seorang gadis remaja asal Banjar Bangkilesan, Desa Mas, Kecamatan Ubud Gianyar selama 6,5 tahun ini, hidup bersama puluhan ekor anjing di rumahnya. Sejak kelas 2 SD, dirinya suka memelihara anjing liar.
Dewi mengaku dirinya pernah diselamatkan oleh anjing ketika keracunan makanan saat masih kecil.
Waktu itu, kata Dewi, dirinya pernah jatuh sakit dan sempat dilarikan ke rumah sakit akibat keracunan makanan di sekolahnya.
“Waktu kelas 2 SD Dewi pernah masuk ke rumah sakit di Gianyar akibat keracunan makanan roti di sekolah, ketika itu kata orang tua, Dewi sempat pingsan selama 3 hari, ” ujarnya.
Ketika sedang dirawat di rumah sakit ayahnya kembali pulang untuk mengambil baju. Kemudian di perjalanan pulang ke rumahnya, ayah Dewi melihat seekor anjing bewarna hitam di jalanan. Kemudian diambilah anjing tersebut dan dibawa ke rumah sakit.
“Waktu itu bapak pulang mau mengambil baju untuk bersalin, kemudian ditengah jalan dilihatnya seekor anjing bewarna hitam di jalan, lalu bapak mengambilnya dan membawanya ke rumah sakit. Ditaruhlah anjing hitam itu disamping Dewi, kemudian katanya setelah dijilat oleh anjing tersebut Dewi yang pingsan kemudian terbangun dan muntah muntah dan sehat sampai sekarang,” kisahnya.
Dari pengalaman tersebut, sampai sekarang Dewi suka mengobati serta memelihara anjing liar. Ia memelihara 52 ekor anjing di rumahnya.
“Sekarang Dewi sedang merawat 52 ekor anjing,” katanya.
Dewi saat ini masih duduk di bangku kelas 1 di salah satu SMK di Ubud. Dalam sehari ia mengeluarkan biaya Rp 200 ribu untuk memberi makan anjing-anjing peliharaannya.
“Untuk satu hari menghabiskan uang Rp 200 ribu untuk memelihara semua anjing-anjing ini,” ceritanya.
Dalam sehari, anjing-anjing peliharaannya menghabiskan sebanyak 7 kilogram beras ditambah dengan ketela, roti dan dogfood.
“Setiap harinya dikasih makan sebanyak dua kali, pagi dan sore,” katanya.
Untuk menunjang biaya, beberapa donatur sering memberikan donasi. Mulai dari donatur luar negeri sampai dengan dalam negeri.
Namun, saat ini donasi dari donatur mengalami penurunan akibat wabah Covid-19. Kedua orang tua Dewi mendukung kecintaannya memelihara anjing-anjing liar itu.
“Donatur sering membantu kami, mereka sering memberikan sumbangan dalam bentuk makanan dan uang,” kata Dewi. (ning)