KORANJURI.COM – Memperingati 10 Muharam 1445 H, yang dikenal sebagai Hari Raya Anak Yatim, SMPN 13 Purworejo memberikan bantuan sosial berupa santunan kepada 34 siswanya yang berstatus anak yatim, piatu dan yatim piatu, Jum’at (28/07/2023).
Secara simbolis, Kepala SMPN 13 Purworejo Achmad Yulianto, S.Pd., menyerahkan santunan atau tali asih dalam bentuk uang itu, yang sumber dananya dari Baznas, infak/ sodaqoh guru karyawan dan pengusaha dari istri seorang guru.
Muhammad Zaenal Nasikhin, S.Pd., selaku guru PAI menjelaskan, 34 siswa penerima santunan rinciannya 33 siswa berstatus yatim, piatu dan yatim piatu dan 1 siswa mualaf. Mereka berasal dari kelas 7, 8 dan 9.
“Kita lakukan kegiatan ini, karena dari sisi keagamaan itu merupakan perintah Allah untuk menyantuni anak yatim,” jelas Nasikhin
Khususnya, kata Nasikhin, di bulan Muharam, karena bulan ini bulan yang dimuliakan Allah dan di tanggal 10 Muharam banyak peristiwa istimewa, seperti kisah nabi Musa dikejar Raja Fir’aun, Nabi Nuh yang selamat dari banjir besar dan kisah-kisah lainnya.
“Sehingga banyak amalan-amalan yang diperintahkan untuk tanggal tersebut, seperti puasa, menjalankan sholat sunat empat rakaat serta memperbanyak shodaqoh,” ungkap Nasikhin.
Dengan santunan yang diterimanya, diharapkan siswa akan merasa senang dan bahagia, karena mereka bisa merasakan kasih sayang dari orang lain, meski mereka telah kehilangan sosok ayah atau ibu. Diharapkan dengan santunan tersebut mereka bisa menggunakannya untuk kepentingan sekolahnya.
Achmad Yulianto menambahkan, pada kegiatan tersebut juga diisi dengan tausiyah. Tujuannya selain mendapat santunan secara lahiriah mereka juga mendapat motivasi secara batiniah, yang intinya sebagai anak yatim, jangan pesimis.
“Rosulullah mencontohkan untuk selalu optimis, bekerja dengan baik, punya akhlak mulia dan jujur, sehingga beliau mendapat gelar Al Amin,” jelas Yulianto.
Dengan statusnya sebagai anak yatim, Yulianto berharap itu bisa menjadi penyemangat untuk belajar lebih giat lagi yang diimbangi dengan kedisiplinan sehingga nantinya bisa menjadi anak teladan.
Insya Allah, kata Yulianto, kalau anak ini menjaga ketaatan kepada Allah dengan menjalankan ibadah yang baik dan berakhlak mulia, tentu Allah akan menjaganya dan memberinya kehidupan yang baik dunia dan akhirat.
“Kegiatan ini juga merupakan pembelajaran karakter bagi siswa lainnya, bahwa siswa bisa belajar dari keikhlasan para bapak, ibu guru dan karyawan serta orangtua siswa, bahwa kepedulian kepada sesama manusia atau yang membutuhkan itu sangat diperlukan dalam kehidupan,” pungkas Yulianto. (Jon)
Baca Artikel Lain KORANJURI di GOOGLE NEWS