KORANJURI.COM – Untuk mensiasati kebutuhan air irigasi bagi lahan persawahannya yang tadah hujan, Pemdes Krandegan, Bayan, Purworejo memiliki cara unik, dengan mengembangkan sistem irigasi mandiri berbasis tenaga surya.
Dengan energi alternatif ini, diyakini lebih ekonomis, mudah, dan ramah lingkungan. Mesin pompa air yang saat ini ada dan berbasis bahan bakar minyak, akan dirubah ke sistem berbasis tenaga surya.
“Selama ini, untuk mengatasi kebutuhan air irigasi selama musim kemarau, kita menaikkan air Sungai Dulang ke persawahan mengunakan pompa-pompa berbahan bakar minyak,” ungkap Dwinanto, Kades Krandegan, Rabu (08/09/2021).
Kata Dwinanto, banyak manfaat dari penerapan teknologi ini. Bagi petani, akan mendapatkan kebutuhan air untuk irigasi sawah mereka secara gratis atau murah. Bagi desa sendiri, memberikan penghematan anggaran, sehingga anggaran yang selama ini dikeluarkan untuk membeli BBM, bisa dialokasikan ke sektor lain.
Dan bagi alam, menghadirkan teknologi yang ramah lingkungan karena tidak menimbulkan pencemaran lingkungan.
Alat dan bahan
yang dibutuhkan dalam sistem irigasi mandiri berbasis tenaga surya ini, jelas Dwinanto, meliputi, panel surya, alat yang digunakan untuk menangkap dan mengubah energi dari cahaya matahari menjadi energi listrik.
“Juga pompa air, baterai,
Solar Charge Controller (SCC), kabel, pipa air dan dudukan panel surya,” kata Dwinanto.
Dengan tenaga surya ini, menurut Dwinanto, bisa dimanfaatkan secara langsung, atau disimpan terlebih dahulu pada baterai.
Untuk pemanfaatan langsung, cara kerjanya, energi matahari ditangkap oleh panel surya.
Panel surya mengkonversi/mengubah energi matahari menjadi listrik. Energi listrik mengalir dari panel surya menuju pompa air. Pompa air mengalirkan air dari sumber air ke saluran irigasi.
Jika menggunakan baterai, energi matahari ditangkap oleh panel surya.
Panel surya mengkonversi/mengubah energi matahari menjadi listrik. Energi listrik mengalir dari panel surya menuju SCC.
SCC menjalankan mekanisme sebagai pengontrol agar tidak terjadi overcharging, discharging, dan arus balik kepada baterai.
SCC mensuplai energi listrik ke baterai untuk disimpan.
Baterai melalui SCC menyuplai energi listrik ke pompa air.
Pompa air mengalirkan air dari sumber air ke saluran irigasi.
“Bagi masyarakat, ini merupakan hal baru. Tapi kami yakin, jika terus diedukasi dan diberikan bukti kelebihan dari teknologi tenaga surya, para petani akan beralih teknologi ini. Yang pasti
lebih ekonomis, mudah, dan ramah lingkungan,” pungkas Dwinanto. (Jon)