PDAM Rote Ndao: Debit Air Tersisa 40%



KORANJURI.COM – Masyarakat di Kabupaten Rote Ndao yang tercover layanan PDAM bertambah sebanyak 901 pelanggan baru. Direktur PDAM Kabupaten Rote Ndao, Ir. Yahya B.F. Sodak mengungkapkan, sambungan baru itu dikhususkan untuk masyarakat berpenghasilan rendah.
Menurutnya, masyarakat hanya diminta untuk membayar Rp 500 ribu sebagai biaya pemasangan. Program ini sudah dilaksanakan sejak Maret lalu dan sudah terpasang sebanyak 726 sambungan rumah yang tersebar di 3 kecamatan.
Selain itu, pihaknya juga melakukan optimalisasi perbaikan jaringan. Saat ini pihaknya mengalami kesulitan karena sebanyak 222 meter air dalam keadaan rusak.
“Kalau sudah 5 tahun semestinya ditingkatkan. Yang ada sekarang sudah berumur 10 tahun,” jelas Yahya.
Lebih lanjut, Yahya menjelaskan, saat ini pihaknya mengusahakan tambahan dana dan bantuan karena stok meter air yang ada saat ini sudah habis terpakai. Sedangkan cadangan yang tersedia hanya 50 meter air yang terpakai untuk pemasangan di area perkantoran di kompleks Kantor Bupati.
Tahun ini di wilayah Rote Selatan, Landu Leko dan Rote Tengah dalam tahap pengembangan pendistribusian air bersih. Sedangkan di Kecamatan Ndao Nuse, menurut Yahya, membutuhkan perlakuan khusus. Pihaknya, masih mencari sumber air bersih debit yang besar.
“Kemungkinan besar akan memanfaatkan sumber air dari embung besar yang sudah dibangun,” ujar Yahya.
Dikatakan Yahya, jumlah pelanggan yang saat ini telah menikmati layanan PDAM sebanyak 3.012 pelanggan. Kekurangan yang dihadapi saat ini berupa pipa primer dan sekunder yang saat ini telah berusia lama dan tidak layak pakai.
“Kesulitan lain adalah untuk memindahkan 937 sambungan rumah yang harus dipindahkan karena jaringan sudah keropos sehingga kehilangan air besar sekali. Sementara kendala lain karena kadar garam tinggi sehingga membuat pipa air cepat mengalami korosif,” ujarnya.
Sementara, debit air yang ada dikatakan Yahya, saat ini terus mengalami penurunan drastis dan diperkirakan hanya tersisa 35%-40% saja. Diakui, penurunan debit air disebabkan musim kemarau kering yang berkepanjangan.
“Hujan memang belum bisa dipaastikan kapan terjadi sedangkan debit air terus mengalami penurunan,” ujar Yahya Sodak.
Zak
Anda harus masuk log untuk mengirim sebuah komentar.