KORANJURI.COM – Aplikasi e-commerce yang dirancang dosen ITB STIKOM Bali bersama tim dosen dari Universitas Udayana menjadi solusi pemasaran produk yang dihasilkan Kelompok Wanita Tani (KWT) Sari Tunjung Mekar, di Desa Cempaga, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng.
KWT Sari Tunjung Mekar selama ini menghasilkan produk pangan tradisional berupa produk olahan cakar ayam, keripik talas dan keripik singkong. Produk ini memiliki keunggulan cita rasa yang khas, gurih, tahan lama dan memiliki peluang pasar yang besar.
Terkait:
ITB STIKOM Bali Teken MoU dengan Kemenkominfo tentang Pengabdian Masyarakat
Produk tersebut diolah tanpa bahan pengawet, zat pewarna, penyedap makanan maupun bahan lain yang berbahaya bagi kesehatan. Hanya saja, kendala yang dihadapi selama ini yakni, produk tersebut dipasarkan secara konvensional.
I Komang Budi Mas Aryawan, S.Pd., M.Pd, dosen dari ITB STIKOM Bali mengatakan, selama ini kelompok Wanita tani Sari Tunjung Mekar melakukan pemasarannya secara tradisonal, dengan cara menitipkan produk yang dihasilkan di toko konvensional atau warung di dalam desa maupun desa tetangga.
Terkait:
4 Startup Binaan ITB STIKOM Bali Pikat Calon Investor dalam Pitching Bisnis
“Yang bisa mereka lakukan adalah menitipkan produk olahannya ke desa-desa tetangga yang jaraknya bisa mencapai 3 km. Disini, kami memikirkan pemasaran berbasis teknologi informasi yang mudah diakses dan gampang dioperasikan,” kata Budi Mas Aryawan, Senin, 28 Juni 2021.
Menurut Budi, Kegiatan pengabdian masyarakat itu diawali dengan pembuatan aplikasi e-Commerce berbasis web, sosialisasi hukum transaksi elektronik, pelatihan penggunaan alat produksi, dan pelatihan penggunaan aplikasi e-Commerce berbasis web tersebut.
Dari tahapan kegiatan yang telah dilakukan, akhirnya portal e-commerce Toko Pangan berhasil diluncurkan dan dapat diakses secara mudah.
Terkait:
3 Dosen ITB STIKOM Bali Jalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi
Portal e-commerce itu menawarkan produk-produk yang dihasilkan oleh KWT Sari Tunjung Mekar. Selain itu, kata Budi, lapak online itu memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP).
“Sehingga para anggota memiliki pengetahuan hukum tentang transaksi elektronik, serta mereka mampu menggunakan alat produksi dengan baik,” jelasnya.
Sementara, tim dosen dari Universitas Udayana yakni, Putu Devi Yustisia Utami, S.H., M.Kn., dan Sayi Hatiningsih, S.TP., M.Si. Pengabdian masyarakat itu, kata Putu Devi Yustisia Utami, juga menghibahkan alat produksi seperti mesin perajang serbaguna, kompor, wajan, serta satu unit laptop untuk membantu peningkatan omset penjualan mereka.
Implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi yang dilakukan tiga dosen itu, mendapatkan apresiasi dari Kepala Desa Cempaga, Kecamatan Banjar, Buleleng Putu Suarjaya. Pembina KWT Sari Tunjung Mekar mengatakan, pendampingan dan bantuan yang diberikan secara langsung membantu peningkatan kesejahteraan anggota KWT Sari Tunjung Mekar.
“Harapan saya kegiatan ini dapat dilaksanakan secara berkelanjutan. Mohon bimbingan secara berkala dari bapak – ibu dosen ITB STIKOM Bali dan Universitas Udayana,” ungkap Putu Suarjaya.
Pengabdian masyarakat itu anggaran Program Kemitraan Masyarakat dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (PKM BRIN). Kegiatan dibantu oleh dua orang mahasiswa (ITB STIKOM Bali), Anak Agung Dwi Pradnyani Jayanti dan Ellyanna Fransisca Dewi. (Way)