KORANJURI.COM – Perhimpunan Jurnalis Nusa Tenggara Timur (Pena NTT) memilih ketua baru periode 2015-2028. Dalam kepengurusan tiga tahun mendatang terpilih Agustinus Apolonaris Klasa Daton sebagai Ketua.
Pena NTT merupakan wadah para wartawan yang berasal dari wilayah Nusa Tenggara Timur yang berada di Bali. Paguyuban ini dibentuk pada 15 Juni 2015 dengan anggota saat ini mencapai 43 wartawan.
Para jurnalis asal Kepulauan Timor itu mengisi berbagai media lokal Bali, media platform online, media nasional hingga media asing.
“Kebersamaan yang kami bangun di sini berada dalam satu visi dari Bali untuk Indonesia,” kata Apollo di Denpasar, 31 Mei 2025.
Dalam program kerja tiga tahun mendatang, ia menekankan pada tiga hal yakni, persaudaraan, sakit dan kedukaan serta bidang profesi wartawan.
Ia menjabarkan, persaudaraan yang dibangun di tanah rantau bertujuan untuk mempererat kebersamaan. Dikatakan, sekalipun berasal dari suku yang sama namun tidak semua saling mengenal satu sama lain.
“Jarak dari Flores, Labuan Bajo, atau ke Larantuka bisa memakan waktu 16 jam, jadi jarak yang sangat jauh ini tidak memungkinkan untuk saling mengenal,” ujarnya.
Keberadaan di luar kampung halaman tak terlepas dari berbagai kondisi yang terjadi. Terutama, hal yang terkait dengan kondisi jasmani dan kesehatan dari anggota paguyuban.
Apollo mengatakan, pengalamannya selama ini saat ada anggota yang membutuhkan perawatan medis, mereka harus meninggalkan keluarga dan anak-anak yang masih kecil.
“Di sini kita bisa saling menguatkan dengan membantu keluarga mereka. Adakalanya si suami berada di rumah sakit dan istrinya di rumah harus berbagai dengan waktu mengantar sekolah anaknya yang masih kecil-kecil,” kata Apolo.
Di sisi lain, ia mengatakan, prodesi wartawan rentan terhadap berbagai situasi, bukan saja di lingkup pekerjaannya tapi juga rentan intimidasi dan ancaman.
Dirinya melihat, bisnis media saat ini tengah mengalami kelesuan hingga memaksa perusahaan mengurangi karyawannya termasuk wartawan.
“Saya percaya wartawan tak kehabisan akal untuk melayani, maka izinkan saya untuk tetap berlayar menyusun fakta dan narasi di tengah pena tak lagi menguntungkan pemilik media,” jelasnya. (Way)