Erupsi Gunung Semeru, 2 Penambang di Kampung Renteng Masih Hilang

oleh
Erupsi Gunung Semeru diamati dari Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Gunung Semeru di Pos Gunung Sawur, Dusun Poncosumo, Desa Sumber Wuluh, Kecamatan Candi Puro, Lumajang mencatat, getaran banjir lahar atau guguran awan panas terjadi mulai pukul 14.47 WIB, dengan amplitudo maksimal 2mm - foto: Koranjuri.com

KORANJURI.COM – Pasca erupsi Gunung Semeru yang terjadi Sabtu (4/12/2021) pada pukul 14.47 WIB, dua penambang dinyatakan hilang. Saat peristiwa erupsi, keduanya tengah berada di area tambang. Selain itu, 8 orang masih terjebak di kantor tambang.

“Di Desa Sumber Wuluh ada namanya Kampung Renteng yang merupakan area Tambang ada 2 orang hilang. Sampai sekarang belum bisa ditemukan dan ada sekitar 8 orang yang terjebak di kantor pemilik tambang,” kata Wakil Bupati Lumajang Indah Masdar memberikan keterangan secara virtual, Sabtu, 4 Desember 2021.

Indah mengatakan, tim penyelamat kesulitan menghubungi dua orang tersebut melalui telepon seluler. Meski sebelumnya, warga yang dinyatakan hilang itu sempat mengirimkan video untuk meminta bantuan.

“Tapi petugas dan teman-teman relawan tidak bisa mengevakuasi karena lahar panas sudah ada disana. Tim menunggu surutnya mudah-mudahan mereka masih selamat ya,” tambah Wabup Lumajang.

Indah Masdar mengatakan, erupsi yang terjadi menghancurkan hampir semua rumah yang ada di wilayah Curah Kobokan, Desa Supit Urang dan semua warga berada di tempat pengungsian.

Sedangkan, jembatan Gladak Perak yang menghubungkan wilayah Lumajang-Malang putus. Evakuasi pengungsi hanya bisa dilakukan dari Kabupaten Malang, Jawa Timur.

“Sehingga warga di Pronojiwo tidak bisa terakses dari Lumajang hanya bisa dari Malang,” jelas Indah.

Wabup mengkonfirmasi 1 orang meninggal dunia yang berasal dari Desa Curah Kobokan. 41 orang dilaporkan mengalami luka bakar grade 2A dan 2B. Korban luka bakar dirawat di Puskesmas Penanggal.

Sedangkan korban dengan luka bakar parah dirujuk ke RSU dr. Haryoto, RS Bhayangkara dan RS Pasirian.

“Terkini, masih ada sekitar 10 orang yang belum bisa dievakuasi karena lokasinya yang sulit. Evakuasi lamban karena mobil tidak bisa masuk ke lokasi dikarenakan lumpur setinggi lutut orang dewasa,” kata Indah Masdar.

Hasil pengamatan BNPB menyebutkan, kronologi kejadian yang diamati dari Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Gunung Semeru di Pos Gunung Sawur, Dusun Poncosumo, Desa Sumber Wuluh, Kecamatan Candi Puro, Lumajang mencatat, getaran banjir lahar atau guguran awan panas terjadi mulai pukul 14.47 WIB, dengan amplitudo maksimal 2mm.

Pada 15.10 WIB, Pos PGA Gunung Sawur melaporkan visual abu vulkanik dari guguran awan panas sangat jelas teramati mengarah ke Besuk Kobokan dan beraroma belerang.

Laporan visual dari beberapa titik lokasi, juga mengalami kegelapan akibat kabut vulkanik. Berdasarkan catatan yang dihimpun dari pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, guguran lava pijar teramati dengan jarak luncur kurang lebih 500-800 meter, dan dengan pusat luncur sekitar 500 meter dibawah kawah. (Way/Djk)

KORANJURI.com di Google News