KORANJURI.COM – Turyapada Tower bakal jadi ikon baru wisata yang berlokasi di Sukasada, Bali Utara. Menara setinggi 1.636 mdpl itu setara dengan menara Eiffel, Tokyo Tower, Toronto Tower, Macau Tower dan Fernsehturm Tower.
Inisiator proyek monumental pertama di Indonesia itu adalah Gubernur Bali periode 2018-2023 I Wayan Koster.
Dalam kampanye putaran 1 paslon Koster-Giri di Wantilan Desa Dapdap Putih, Busungbiu, Kabupaten Buleleng, Minggu, 29 September 2024, Koster menyebut ide di balik pembangunan menara yang seluruh tahapannya baru selesai tahun 2026 itu.
“Sing perlu buin meli parabola anggo mebalih tivi (tak perlu lagi beli parabola untuk memutar televisi),” kata Koster di Busungbiu, Buleleng, Minggu, 29 September 2024.
Bukan saja jadi destinasi wisata terpadu di Bali. Menara Turyapada juga mengusung konsep green building yang mencerminkan hubungan alam dan kebudayaan Bali.
Konstruksi menara yang dibangun seluas 13.767,7 m2 itu, terbagi dalam enam zona yakni, zona edukasi, zona komunal, zona komersial (UMKM), zona rekreatif, zona pengelola, dan zona perkebunan.
Menara Turyapada akan mengoptimalkan siaran TV digital dengan jangkauan 8090 wilayah Buleleng, Jembrana, hingga Karangasem.
“Tower ini mampu menjangkau 80 persen, untuk mengatasi gangguan sinyal televisi dan telekomunikasi di Buleleng,” kata Koster.
Fasilitas yang akan melengkapi Turyapada Tower diantaranya, puncak tower sebagai pemancar televisi digital terestrial, telekomunikasi seluler, internet, dan pemancar radio komunitas.
Badan tower sebagai wahana edukasi berupa, planetarium, sky walk, restoran putar 360° dan jembatan kaca. Pedestal tower difungsikan sebagai wahana penunjang berupa, wisata konvensi, laboratorium pendidikan, dan museum keunggulan budaya komunikasi.
Pembangunan menara yang menelan anggaran Rp 418 miliar juga menjadi kawasan terpadu yang dilengkapi dengan kebun bunga, kebun buah, area bermain anak, glamping, flying fox, UMKM, dan restoran.
Turyapada Tower didesain khusus dengan koefisien ketahanan gempa tertinggi 1.0 G dengan kekuatan hidup struktur minimal 500 tahun. Pembangunannya menggunakan sistem struktur ganda, sehingga tahan terhadap beban angin dan gempa.
Dalam 5 tahun ke belakang, Buleleng memiliki sejumlah infrastruktur baru untuk meningkatkan perekonomian masyarakat diantaranya, Pasar Banyuasri yang dibangun dengan dana APBD Provinsi Bali sebesar Rp50 miliar.
Pembangunan Taman Bung Karno, termasuk pembangunan saluran distribusi penyaluran air bersih dari Air Sanih sampai Tejakula hingga wilayah Timur Buleleng.
“Astungkara anggarannya full dari APBD Provinsi Bali,” kata Wayan Koster.
Kampanye di Busungbiu, Buleleng
Paslon nomer 2 Koster-Giri menggelar kampanye putaran 1 di Wantilan Desa Dapdap Putih, Busungbiu, Kabupaten Buleleng, Minggu, 29 September 2024.
Kampanye juga dihadiri oleh paslon Bupati-Wakil Bupati Buleleng nomor urut 2, I Nyoman Sutjidra-Gede Supriatna. Hadir pula Ketut Rochineng dan I Gede Kusuma Putra.
Cabup Sutjidra menyebut, nomor dua sebagai kemenangan. Terlebih Paslon Sutjidra-Supriatna telah berpengalaman dalam bidang birokrasi dan legislasi.
“Tiyang (saya) sudah dua periode jadi wakil bupati, pak Supriatna juga sudah dua kali jadi ketua DPRD (Buleleng). Sampunan kipak-kipek malih, pilih sane berpengalaman dan sudah terbukti nggih,” ujar Sutjidra.
Ia juga mengatakan akan mengusung pemerintahan satu jalur melalui visi ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali’.
“Tekad kita akan membangun Buleleng era baru nggih. Kita akan bersinergi dengan Pak Koster di provinsi nanti,” ujarnya. (Way)