Di ASEAN, Mesin Pengutip Brondolan Sawit Karya Tegar Raih Penghargaan

oleh
Tegar Nur Hidayat - foto: Istimewa

KORANJURI.COM – Pada Pimnas Ke-32 yang diadakan di Universitas Udayana, Institut Pertanian Bogor (IPB) meraih posisi kedua. Raihan emas salah satunya disumbangkan oleh Tegar Nur Hidayat dengan mesin temuannya yang dinamakan Erbron-C.

Mesin itu diciptakan mahasiswa Jurusan Teknik Mesin dan Biosistem Fakultas Teknologi Pertanian IPB. Mesin tersebut untuk membantu mitra pekerja pengutip brondolan sawit. Hasilnya sangat efektif untuk meningkatkan penghasilan dan mengurangi kelelahan kerja.

Lalu, di ajang ASEAN-India Grassroot Innovation Forum karya robotik mahasiswa angkatan 2017 ini, kembali diganjar penghargaan Silver Medal oleh Department of Science and Technology, Republic of Philipines, pada 20-21 November 2019.

“Awalnya saya melihat sendiri banyak pekerja di perkebunan mengeluh dan mengalami masalah ketika memungut brondolan sawit,” jelas Tegar.

Alatnya tampak sederhana, namun memiliki berfungsi maksinal untuk pekerja di perkebunan sawit di Indonesia. Data Bappenas tahun 2018 menyebutkan, industri kelapa sawit menyerap 16,2 juta orang tenaga kerja. Jumlah itu terdiri dari 4,2 juta tenaga kerja langsung dan 12 juta tenaga kerja tidak langsung.

Ada 2 mesin yang diciptakan tegar yakni, mesin untuk tanah bergelombang dan Tipe kedua diciptakan untuk kebun sawit dengan kontur tanah yang datar berbentuk roller.

“Secara mekanikal sama, unit pengutip berupa susunan spiral baja berlapis silikon rubber akan mengambil dengan cara menjepit brondolan tanpa melukai atau clamp mechanism,” kata Tegar.

Pengukuran detak jantung melalui indeks Increase Ratio of Heart Rate (IRHR) mengukur, penggunaan mesin Erbron-C mampu menghemat tenaga pekerja dengan nilai 1.34 atau pekerjaan ringan, dibandingkan pemungutan manual dengan nilai 1.79 atau pekerjaan berat. Pengukuran itu dilakukan saat istirahat dan bekerja.

Dengan waktu kerja efektif 3 jam, pemungutan manual hanya menghasilkan 144 kg per hari, setelah menggunakan Erbron-C menjadi 595 kg per hari.

Dengan demikian, potensi keuntungan secara bisnis pun meningkat. Dari awalnya pendapatan buruh pemungut brondolan sawit berkisar Rp 720.000/bulan kemudian meningkat menjadi Rp 2.970.000/bulan.

Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Ismunandar, mengapresiasi prestasi Tegar ini.

“Kami berharap mahasiswa Indonesia terus berinovasi dan tidak hanya diam melihat permasalahan di sekitarnya,” kata Ismunandar. (*)

KORANJURI.com di Google News