KORANJURI.COM – Pemerintah Provinsi Bali menyatakan kesiapannya mengirimkan tenaga medis dan obat-obatan untuk membantu menangani korban gempa di Lombok.
Gubernur Bali Made Mangku Pastika menyatakan, gempa berkekuatan 7 SR, Minggu (5/8/2018) kemarin sempat memicu kerusakan dan memakan korban jiwa maupun luka-luka di Bali. Namun situasi itu masih terkendali.
“Kebanyakan korban (di Bali) patah tulang. Tapi itu sudah mendapatkan perawatan medis dengan baik di Rumah Sakit,” jelas Mangku Pastika di Denpasar, Senin, 6 Agustus 2018.
Pihaknya saat ini tengah menunggu permintaan dari Pemerintah Provinsi di sebelah Timur Pulau Bali itu untuk mengirimkan bantuan medis. Sedangkan di Bali sendiri, menurutnya, yang perlu difokuskan adalah menangani trauma pasien paska gempa.
Ketika Gempa mengguncang pada Minggu malam kemarin, kata Pastika, pasien yang dirawat di sejumlah rumah sakit di Bali sempat dievakuasi.
“Tidak mudah meyakinkan mereka untuk kembali ke ruangan perawatan. Hal itulah yang saat ini dilakukan untuk menangani trauma paska gempa,” ujar Pastika.
Sementara, dampak gempa yang dirasakan di Bali tidak berpengaruh dengan wisatawan. Mereka tidak melakukan eksodus keluar dari Bali. Isu tsunami yang juga sempat muncul setelah gempa tidak membuat turis asing merasa khawatir.
“Mereka semua mendengarkan instruksi dari para petugas dan tetap tenang berada di Bali,” jawab Pastika.
Data terkini dari BNPB mencatat, 91 orang meninggal dunia akibat gempa 7 SR yang mengguncang wilayah Lombok Barat pada Minggu (5/8/2018) malam.
Jumlah korban tersebar di Kabupaten Lombok Utara 72 orang, Kota Mataram 4 orang, Lombok Timur 2 orang, Lombok Tengah 2 orang, Lombok Barat 9 orang dan Bali 2 orang. Kebanyakan korban meninggal akibat tertimpa bangunan yang roboh.
Semua korban meninggal dunia adalah warga negara Indonesia. Belum ada laporan wisatawan yang menjadi korban akibat gempa. (Way/*)