‘Bali Bersiul’, BI: Rawat Rupiahmu dengan 5J

    


Kepala Perwakilan wilayah Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho - foto: Koranjuri.com

KORANJURI.COM – Masyarakat diharapkan menyimpan uang kertas dengan baik dan benar. Kepala Perwakilan wilayah Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho menghimbau, masyarakat yang memiliki uang lusuh agar tidak menggunakan uang tersebut dalam transaksi sehari-hari.

Masyarakat bisa menukarnya di setiap bank maupun langsung ke Bank Indonesia setiap hari Selasa pukul 09.00-12.00 Wita.

“Banyak uang rusak akibat kekurangpahaman dalam care memperlakukan uang. Selain itu, masyarakat belum mengetahui bahwa uang Rupiah dengan kondisi tak Iayak edar bisa ditukarkan ke Bank Indonesia atau ke kantor-kantor bank umum terdekat tanpa dipungut biaya,” jelas Trisno Nugroho, Selasa, 1 Oktober 2019.

Bank Indonesia merilis program baru yang disebut Bali Bersih Uang Lusuh atau ‘Bali Bersiul’ pada Selasa, 1 Oktober 2019. BI Provinsi Bali juga memperluas jangkauan layanan kas dengan membuka Kantor Kas Titipan Bank Indonesia di Singaraja, kerjasama dengan Perbankan untuk membuka Ioket penukaran. Termasuk, layanan kas keliling di berbagai Kabupaten dan Pulau yang ada di wilayah Bali.

Trisno Nugroho mengatakan, ada 5 tips untuk menjaga uang kertas agar usianya lebih panjang atau dikenal dengan 5J yakni, Jangan Dilipat, Jangan Dicoret, Jangan Distepler, Jangan Diremas dan Jangan Dibasahi.

Sebagai pihak yang diberikan tanggung jawab untuk mengelola Rupiah, kata Trisno Nugroho, KPwBI Provinsi Bali sangat memperhatikan ketersediaan Rupiah dari sisi nominal dan kualitas uang yang beredar di masyarakat.

Data uang lusuh KPwBI Provinsi Bali pada Januari-Desember 2018 dengan nominal Rp 4,38 T dan volume 129.658.780 lembar. Pada rentang Januari-Agustus 2019, nominal Rp 3.58 trilyun dengan volume 98.416.604 lembar.

Trisno menambahkan, kondisi uang kertas yang lusuh tentunya akan sangat mengganggu pemegang alat pembayaran sah itu. Terlebih lagi, Bali banyak dikunjungi oleh wisatawan asing dari seluruh penjuru dunia. Kondisi fisik rupiah juga berpengaruh terhadap citra Indonesia di mata dunia.

“Kita ingin menjaga citra bank Indonesia melalui Rupiah. Bahkan sudah menjadi rahasia umum, banyak wisatawan yang menyimpan Rupiah sebagai kenang-kenangan ketika mereka kembali ke negara asal,” jelas Trisno.

Uang-uang lusuh yang diterima oleh Bank Indonesia melalui masyarakat dan bank umum akan dimusnahkan dan digantikan dengan uang layak edar.

Program ‘Bali Bersiul’ merupakan sarana edukasi kepada masyarakat terkait cara memperlakukan uang kertas rupiah dengan baik dan benar. Selain itu, KPwBI Bali juga mendorong masyarakat menukarkan uang lusuhnya dan mengganti dengan yang baru. (Way)