KORANJURI.COM – Selama pandemi, rujukan wisata internasional Desa Ubud, Gianyar, redup kunjungan. Wilayah yang kaya dengan panorama alam Bali itu, hampir tak ada yang berkunjung. Ubud serasa mengalami mati suri.
Selama 8 bulan terakhir hampir tak ada geliat, Ubud perlahan mulai bangkit. Destinasi wisata utama Monkey Forest kembali dibuka pada 5 November 2020.
Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati menanggapi, rencana pembukaan kembali Monkey Forest harus tetap mengutamakan protokol kesehatan baik bagi pengunjung dan juga staf setempat.
“(Prokes) Ini syarat utama. Ketika mulai dibuka nanti, obyek wisata Monkey Forest tidak jadi klaster baru covid-19,” kata Cok Ace, 27 Oktober 2020.
Bendesa Pakraman Padangtegal, Lingkungan Padangtegal, Kecamatan Ubud, Gianyar, I Made Gandra menjelaskan, pihaknya memutuskan membukan Monkey Forest untuk menjaga populasi kera yang ada di Monkey Forest.
“Sejumlah hewan juga harus mendapat perhatian,” kata Made Gandra.
Sebelumnya, selama pandemi dan tak ada aktifitas di Ubud, Wagub Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati meminta warga dan pemilik usaha tetap membuka pintu angkul-angkul atau kori. Tujuannya agar tetap tampak kehidupan seperti biasa.
Dampak pandemi juga memaksa wisatawan domestik yang ada di Bali berpindah ke tempat lain.
“Hal ini tentu mempengaruhi kondisi Ubud di masa mendatang, khususnya pasca pandemi,” kata tokoh Puri Ubud ini. (Way)