KORANJURI.COM – Zain Panji Pangestu, secara resmi menjabat sebagai Ketua DPC HPDKI (Himpunan Peternak Domba Kambing Indonesia) Purworejo. Pengukuhan Panji sebagai ketua dan para pengurus HPDKI lainnya, dilakukan Sabtu (14/12), oleh Ketua DPD HPDKI Jateng, Akbar Mahalli, di Pendopo Kabupaten Purworejo.
Pengukuhan ini berdasarkan SK DPD HPDKI Jateng no: 17/DPD-HPDKI/KPTS/XII/2019. Dalam SK tersebut, jabatan sekretaris dipegang Suprayitno, Bendahara: Eko Prasetyo, Humas: Arip Sanjaya, Litbang: Hanung Dhidhik Arifin, Kesehatan: Achmad Qosim, Pakan: Imam Ashari, dan bidang Pakan: Kharis Fahrurozi.
Dalam kesempatan tersebut, Akbar mengatakan, bahwa Kabupaten Purworejo, merupakan salah satu dari 11 kabupaten/kota yang sudah membentuk kepengurusan HPDKI.
“Purworejo merupakan daerah yang peternakan domba kambingnya paling menonjol. Terutama dengan kambing PE nya yang sudah cukup punya nama. Kecamatan Kaligesing merupakan pusat pembibitan kambing PE,” ujar Akbar, di hadapan para tamu undangan, yang mayoritas para peternak domba/ kambing se- Kabupaten Purworejo, dan mahasiswa dari UMP.
Sementara itu Bupati Purworejo Agus Bastian dalam sambutan yang dibacakan Kepala Dinas Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Kelautan, Wasid Diyono menegaskan, kalau peternakan domba kambing sampai saat ini masih bersifat sub sistem, meskipun sebenarnya pasar daging kambing masih positif.
Daging kambing sampai saat baru untuk kebutuhan domestik. Untuk mengarah ke ekspor daging kambing dibutuhkan sertifikasi.
Bupati mengatakan, 95 persen peternak domba kambing di Purworejo merupakan peternak rumah rumah tangga. Satu keluhan yang sering dilontarkan oleh para peternak kambing, harga daging sulit diprediksi.
“HPDKI diharapkan dapat mengajak peternak domba kambing untuk mendongkrak ekonomi mereka dan peternak dapat memperbaiki managemen,” ujar Wasid Diono.
Dalam kesempatan tersebut, salah satu peserta, Suyanto, mengusulkan, supaya pengurus DPC HPDKI Purworejo menyelenggarakan musyawarah anggota, minimal tiga bulan sekali. Musyawarah tersebut sebagai ajang tukar pendapat , tukar pengalaman antar peternak.
Hasil musyawarah, menurut Suyanto, akan lebih nyata dan dapat dirasakan oleh peternak untuk dipraktekkan di peternakan masing-masing.
“Dari pada peternak mengikuti penataran yang sering dibebani berbagai macam teori tetapi hasil penataran peternakan biasanya sesampai dirumah akan dilupakan para peternak,” ujar Suyanto. (Jon)