KORANJURI.COM – Kasus marahnya Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purworejo, Wasit Diono, S.Sos di SMPN 26 Purworejo pada saat penilaian kinerja kepala sekolah, Senin (21/03/2022) lalu dan menjadi viral, akhirnya berakhir damai.
Hal itu ditunjukkan oleh Wasit Diono selaku Kadinas dan Kusnan Kadari, MP.Pd, selaku Kepala SMPN 26 Purworejo, dengan saling memaafkan pada Jum’at (25/03/2022) di ruang Kadinas, disaksikan Kabid Dikmen Drs Frikly Widhi Dewanto, M.T.
“Intinya biar tidak simpang siur, kita duduk bareng, apa yang terjadi di lapangan, sebagai sebuah kesalahpahaman,” ujar Wasit Diono.
Terkait adanya berita di medsos, tentang kejadian di SMPN 26 Purworejo, menurut Wasit, berita tersebut kurang positif.
Dijelaskan, ketika dia datang, dirinya melihat ada siswa yang tengah melaksanakan TUC tertidur, dan satunya tidur, kemudian dia bangunkan. Setelah itu, Wasit memanggil guru pengawas di ruangan penilaian kinerja kepala sekolah, dan menegurnya.
“Saya akui saya sempat marah-marah waktu itu di ruang penilaian, tapi nggak tahu disitu juga ada siswa,” ungkap Wasit.
Namun di akhir saya marah itu, aku Wasit, dirinya sempat minta maaf jika ada perilaku dan ucapan yang kurang berkenan.
“Hari ini kita duduk bertiga, dengan guru pengawas juga. Intinya kita saling memaafkan. Dengan ini, berarti sudah tidak ada permasalahan lagi,” tandas Wasit, sambil menambahkan, bahwa hal itu dilakukan sebagai bentuk pembinaan dari dinas kepada sekolah.
Kusnan Kadari, dalam kesempatan tersebut menyampaikan, dirinya sebagai kepala sekolah, mewakili teman-teman guru menjelaskan, bahwa kejadian tersebut terjadi pada Senin (21/03/2022) lalu sekitar jam 11.00 WIB.
Dirinya sempat kaget, ketika ada Kadinas yang datangnya terlambat, namun tidak ke ruang display, tapi muter-muter dulu. Itulah, kata Kusnan, awal dari ketidaknyamanan tersebut.
“Ada perbedaan, yang menjadikan sedikit masalah buat kami. Yaitu ketika penyampaiannya Kadinas di ruang display seperti itu. Guru-guru kami tidak biasa mendengar seperti itu, ini menjadikan permasalahan tersendiri. Namun demikian kami menyadari, bahwa semuanya itu dalam dalam rangka untuk pendidikan,” kata Kusnan.
Ketika pihaknya bertemu dengan Kadinas hari ini, jelas Kusnan, barulah ketemu bahwa gaya penyampaian Kadinas seperti itu, sementara Kadinas belum paham tentang karakter guru-guru di SMPN 26 Purworejo, sehingga ini menjadikan hal tidak nyaman
“Ketika pak Kadinas meminta maaf, kami pun juga memaafkan, guru kami juga memaafkan, kedepannya kita tidak ada masalah lagi,” kata Kusnan.
Pihaknya menyadari bahwa pembinaan dari Dinas Pendidikan itu sangat diperlukan. Hanya memang, harus menyesuaikan dengan waktu dan tempatnya.
“Ketika kita ada permasalahan yang seharusnya tidak berkembang besar, sebagai manusia dan orang timur harus saling memaafkan,” pungkas Kusnan. (Jon)